“Pemerintah pusat -gencar membangun bendungan untuk mengatasi masalah irigasi. Harusnya ini menjadi pendorong bagi pemerintah-pemerintah di daerah untuk melakukan hal yang sama,” tegasnya.
“Saya akan sampaikan kepada kementerian teknis terkait, agar bisa mendorong pembangunan irigasi di sini (Sumba Barat Daya),” lanjut Moeldoko.
Pria kelahiran Kediri Jawa Timur itu juga mengajak para petani untuk meninggalkan pola-pola lama dalam mengelola lahan pertanian. Di antaranya dengan melakukan pengelolaan yang profesional, terutama dalam mengitung biaya-biaya operasional yang dikeluarkan.
Menurutnya, selama ini kehidupan ekonomi petani tidak banyak berubah karena dalam penggarapan lahan mulai dari produksi hingga pascaproduksi mengalir begitu saja, tanpa ada banyak perhitungan.
“Masalah utama petani ya tidak mau berhitung. Mulai biaya produksi yang dikeluarkan seperti tenaga kasarnya, pupuknya, bibitnya atau yang lain. Jadi Ketika panen kaget, loh untungnya kok segini. Ini harus dirubah agar petani bisa kaya,” pesan Moeldoko.
Seperti diketahui, pertanian menjadi sektor ekonomi unggulan kabupaten Sumba Barat Daya. Dari 400 ribu jiwa lebih masyarakatnya, 85 persennya adalah petani penggarap lahan untuk tanaman padi dan jagung. (KSP)