Badan Narkotika Nasional Kabupaten Majene belum
mengantongi titik rawan peredaran narkoba termasuk daftar korban obat terlarang di Indonesia ini. Kondisi ini dipicu akibat modus
pendistribusian termasuk pengguna narkoba sulit terdeteksi oleh Tim.
mengantongi titik rawan peredaran narkoba termasuk daftar korban obat terlarang di Indonesia ini. Kondisi ini dipicu akibat modus
pendistribusian termasuk pengguna narkoba sulit terdeteksi oleh Tim.
Meski pihak Polres Majene terus melakukan proteksi peredaran Narkotika dan Obat Terlarang di Kabupaten Majene. Pihak BNN Majene belum menerima data akurat, termasuk domisili para korban. Selain korban, pengedar barang haram ini juga terus menjadi incaran pihak Polres Majene.
Terkait dengan itu, Ketua BNN Majene, Fahmi Massiara mengakui jika data tersebut belum dipegang. Pernyataan ini disampaikan pada
kegiatan pembekalan petugas Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif
(Napza) di Aula SMKN 2 Majene baru-baru ini.
kegiatan pembekalan petugas Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif
(Napza) di Aula SMKN 2 Majene baru-baru ini.
Pertemuan yang diramu dalam bentuk pelatihan dan pembekalan diikuti sejumlah tokoh masyarakat dan pelaku LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di Kabupaten Majene.
Kepada peserta, Wakil Bupati Majene ini juga mengatakan bahwa sosialisasi pencegahan penggunaan narkoba bagi generasi muda
tidak hanya melalui pertemuan seperti ini. Ia menjelaskan jika model penyampaian pesan pemerintah bisa dilakukan melalui sarana ibadah seperti masjid dan sekolah.
tidak hanya melalui pertemuan seperti ini. Ia menjelaskan jika model penyampaian pesan pemerintah bisa dilakukan melalui sarana ibadah seperti masjid dan sekolah.
Usai membuka acara tersebut, Fahmi Massiara paparkan target pemerintah kabupaten majene untuk membebaskan generasi muda dari pengaruh barang terlarang ini.
Ia menilai upaya seperti ini dinilai efektif untuk menjangkau sasaran yang rawan terpengaruh menggunakan obat terlarang. Modus penyebaran obat terlarang seperti ini bervariasi. Tidak sedikit dipaparkan di sejumlah media cetak maupun elektronik, bahwa pengedar obat terlarang juga merambah pedagang asongan atau jajanan di sebagian sekolah yang ada di kota besar.
Badan Kesejahteraan Sosial Daerah Provinsi Sulawesi Barat sebagai
pelaksana kegiatan melibatkan berbagai elemen untuk mencegah
peredaran narkoba yang semakin meningkat setiap tahun. Kondisi ini
pula menjadi perhatian pihak Pemprov Sulbar. Melalui Kepala BKSD
Sulbar, Jamila SH mengatakan bahwa kegiatan ini untuk mendorong
keterlibatan elemen masyarakat bersama-sama mencekal barang tersebut masuk ke Kabupaten Majene.
pelaksana kegiatan melibatkan berbagai elemen untuk mencegah
peredaran narkoba yang semakin meningkat setiap tahun. Kondisi ini
pula menjadi perhatian pihak Pemprov Sulbar. Melalui Kepala BKSD
Sulbar, Jamila SH mengatakan bahwa kegiatan ini untuk mendorong
keterlibatan elemen masyarakat bersama-sama mencekal barang tersebut masuk ke Kabupaten Majene.
" Apalagi menjadikan barang tersebut sebagai mata pencarian dengan pemperjualbelikan kepada pelajar di daerah ini,"tutur Jamila kepada MANDAR NEWS.
Ditempat yang sama, Kadis Nakertransos Majene, Asri Albar mengatakan bahwa Kabupaten Majene digadang untuk menjadi kota pendidikan di Sulawesi Barat. Konsekuensi sebagai kota pendidikan yakni rentannya daerah ini terkontaminasi dari praktik jual beli barang terlarang.
Sebagai kota pendidikan, Pemerintah Kabupaten Majene berupaya
melakukan sosialisasi ke sejumlah pengelola perguruan tinggi.
Menurut Asri, pembekalan yang diikuti para tokoh masyarakat dan LSM bisa menjadi salah satu tolok ukur untuk memaksimalkan pemberantasan narkoba di Majene.
melakukan sosialisasi ke sejumlah pengelola perguruan tinggi.
Menurut Asri, pembekalan yang diikuti para tokoh masyarakat dan LSM bisa menjadi salah satu tolok ukur untuk memaksimalkan pemberantasan narkoba di Majene.
"Yang jelas, Majene harus bebas narkoba," tegas Asri (Jpr\Ahm)