Bupati Majene Lukman (tengah) bersama Dandim 1401 Majene dan Kapolres Majene dalam rapat monev Pokja Covid-19 Majene, Selasa (22/6) di Kantor Bupati Majene.
Majene, mandarnews.com – Bupati Kabupaten Majene Lukman meminta tim Kelompok Kerja (Pokja) Covid-19 Majene untuk lebih memaksimalkan capaian pemberian vaksin pencegahan Covid-19 terhadap masyarakat.
Hal ini disampaikan Lukman saat memimpin rapat monitoring dan evaluasi (monev) Tim Pokja Covid-19 Majene yang juga dihadiri Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Majene, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), camat, serta para Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Majene, Selasa (22/6) di Kantor Bupati Majene.
Lukman meminta kepada setiap personel tim Pokja Covid-19 Majene menyukseskan kegiatan vaksinasi massal nasional yang akan dilaksanakan pada 26 Juni mendatang.
“Berkaca pada dua kegiatan vaksinasi massal lalu yang i pusatkan di dua tempat, yaitu Pasar Sentral Majene dan pendopo Rujab masih belum maksimal atau tidak mencapai target,” ujar Lukman.
Sehingga, lanjutnya, Tim Pokja harus belajar dari dua kegiatan tersebut dan menyukseskan program nasional karena Majene adalah bagian dari Indonesia.
”Kita sudah ada pengalaman di dua kegiatan vaksinasi massal sebelumnya, biasanya kalau yang pertama dan keduanya tidak maksimal yang ketiga semoga sudah berhasil,” kata Lukman.
Ia juga meminta kepada para camat, Kepala Puskesmas, Komandan Rayon Militer (Danramil) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) di masing-masing wilayah untuk mampu mencapai target yang ditetapkan, yaitu Kecamatan Banggae 200 orang, Banggae Timur 200 orang, Pamboang 175 orang, dan Sendana, Tammerodo Sendana, Tubo, Malunda, dan Ulumanda masing-masing 75 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Majene dr. Rahmat Malik mengatakan, salah satu kendala dan tantangan sulitnya mencapai target pelaksanaan vaksin setiap hari, mengingat vaksinasi Covid-19 berbeda dengan vaksin lainnya.
“Vaksinasi Covid-19 harus melalui beberapa tahap seperti screening dan pengisian data di aplikasi. Sehingga jika ditargetkan 150 pada hari itu, bisa saja realiasasinya hanya 75 orang karena dari hasil screening ada yang tidak diloloskan karena alasan kesehatan lainnya,” ungkap dr. Rahmat.
Kendala lainnya juga disampaikan Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1401 Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Yudi Rombe yang menyebutkan bahwa informasi hoaks yang berkembang masih membuat masyarakat enggan untuk divaksin, sehingga beberapa program kegiatan di bidang sosialiasi dan komunikasi Covid-19 akan melakukan sosialiasi secara intensif, memasang baliho, termasuk menggunakan semua media komunikasi publik.
Sementara itu pada bidang perencanaan Tim Pokja Covid-19 yang dikoordinir Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapeda) Majene Adlina Basharoe menuturkan, usulan anggaran vaksinasi sekira Rp3,6 miliar namun realisasinya di angka Rp2 miliar karena mengalami beberapa kali recofusing.
Anggaran tersebut untuk membiayai honorarium pelaksana kegiatan vaksin, advokasi kegiatan, monitoring tatalaksana, dan pengendalian Covid-19.
”Tapi sampai saat ini masih anggaran parsial. Pasalnya, masih ada perangkat daerah yang belum selesai direcofusing, sehingga pelaksnaan operasional di Puskesmas dan Dinkes masih menggunakan anggaran masing-masing,” ucap Adlina.
Namun, ia menargetkan, pada akhir Juni pencairan dana kegiatan bisa dilakukan.
(Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia