Majene, mandarnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) akan membangun Majene Water Front City (MWTF) pada tiga segmen. Salah satu segmen MWTF tersebut ada di Pantai Dato’.
Segmen I di Cilallang – Pangaliali, Kecamatan Banggae. Panjang 1,5 km dan luasan 6,5 hektar. Segmen II Labuang – Parappe, Kecamatan Banggae Timur. Panjangnya mencapai 2,3 km dengan luas 3,3 hektar.
Sementara segmen ke III di Pantai Dato dan Pantai Barane di Kecamatan Banggae Timur. Luasnya 4,7 hektar dan panjang 1,3 km. Jadi total MWTF seluas 14 hektar dengan panjang 8,8 km.
- Baca kumpulan berita tentang : Majene Water Front City
Badan Perencana Daerah (Bapeda) Majene tengah melakukan penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut. Desain MWTF tersebut juga telah selesai dibuat. Sebelumnya, Bapeda juga telah melakukan seminar awal.
Pada seminar awal, Rancangan Anggaran Biaya (RAB) pembangunan sarana dan prasarana Pantai Dato’ telah diketahaui. Butuh anggaran semitar Rp 7 miliar untuk membangun Pantai Dato sebagai salah satu segmen dari MWTF.
“Diseminar awal dalam RABnya kurang lebih Rp. 7 miliar (dana pembenahan Pantai Dato’),” kata Kepala Bidang Perencanaan Makro, Bapeda Majene, Afiat Mulwan, Minggu 9 Juli 2017 malam.
“Untuk ini tahun sudah ada Rp 1,3 miliar dari APBD 2017 Majene dan tahun ini akan terealisasi. Diupayakan sudah sesuai konsep yang ada,” lanjut Afiat.
- Baca kumpulan berita tentang : Pantai Dato’
Saat ini, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Majene tengah melakukan pembangunan dari anggaran Rp. 1,3 miliar tersebut.
Menurut Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disbudpar Kabupaten Majene, Muh Daali, setelah menandatangani kontrak dengan salah satu pihak swasta. Kini pihak kontraktor telah melakukan pengerjaan gazebo. Sebanyak 4 unit Gasebo direncanakan dibuat sebagai tempat peristirahatan pengunjung Dato.
“Setiap Gasebo dirakit pake kayu semua, Mereka sudah bekerja hanya saja karena lokasi belum ada penerangan listrik jadi pengerjaannya dibuat di tempat lain,” ucap Daali menjelaskan, Kamis, 5 Juli 2017.
Selain itu beberapa item lain yang akan dibangun untuk menunjang fasilitas Pantai Dato diantaranya tempat membilas, mushallah, pusat Informasi yang juga berfungsi sebagai loket masuk serta beberapa unit kios untuk penjual jajanan dan semacamnya.
“Untuk penjual akan kami buatkan kios jajanan khusus tapi belum seberapa dulu,” kata Daali kepada wartawan.
Ia menambahkan, antara Pantai Dato dan Munu akan dibuatkan sebuah Jembatan penyeberangan untuk menghubungkan keduanya.
“Jadi pengunjung tidak perlu lagi memutar mereka langsung berjalan di tepi pantai,” tandasnya.
Sedangkan untuk penerangan objek wisata Pantai Dato rencanannya kata Daali, menggunakan lampu tenaga Surya. Air bersih juga akan disediakan di lokasi wisata pantai ini.
“Air bersih kemungkinan akan menggunakan sumur bor namun kita akan uji coba dahulu,” bebernya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa perjanjian kontrak proyek wisata Pantai Dato sudah dilakukan sejak Juni kemarin. Sekira 1,3 Milyar anggaran ABPD dikucurkan untuk membenahi kawasan wisata ini.
“Dalam kontrak itu paling tidak empat bulan sudah bisa dinikmati masyarakat dana yang dikucurkan untuk pengelolaan, perencanaan dan pengawasan itu Rp 1.3 miliar,” ungkapnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, Dinas Pariwisata juga berecana bekerja sama dengan kelompok sadar wisata dari warga setempat dalam mengelola kawasan wisata Dato.
“Kalau mereka mampu mengelola maka kami akan buatkan dulu MoU sampai dimana kemampuan mereka mencapai PAD seperti di beberapa daerah di Indonesia,” imbuhnya.
Ia berharap agar apa yang telah dirancang itu bisa memberi kontribusi positif bagi objek wisata Pantai Dato kedepan serta bisa menambah pundi pundi warga sekitar. Ia juga berpesan agar fasilitas yang telah dibangun bisa dijaga dengan baik. (Irwan Fals)
- Ini video desain Pantai Dato’