Pelaksana harian Bupati Mamuju Muh Daud Yahya membuka secara resmi Simulasi penanggulangan Bencana yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipusatkan di Ballroom hotel Grand Mutiara Mamuju,Selasa(20/10/2015).
Pembukaan Simulasi tersebut dihadiri Kepala Pusat Diklat Penanggulangan Bencana BNPB Bagus ,Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat Haji Darwin Jusuf,dan perwakilan BPBD Kabupaten Mamuju.
Dalam sambutannya Daud Yahya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak BNPB atas partisipasi sumbangsih dan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Mamuju karena tentunya dengan kegiatan ini kebersamaan yang kaitannya dengan penanggulangan bencana kian terbangun kokoh.
Plh Bupati Mamuju yang juga Plh Sekretaris Daerah tersebut mengatakan bencana adalah suatu kondisi yang tidak satu orang pun menginginkannya,namun sudah merupakan kodrat alam dan ketentuan sang pencipta sehingga manusia harus siap saat bencana itu terjadi.
“Bencana tentu tidak ada yang minta-minta,tetapi kita harus siap saat bencana itu terjadi,” ucap Daud Yahya.
Menurutnya, pelatihan simulasi Penanggulangan Bencana ini merupakan salah satu wujud kesiapan dalam menghadapi bencana, mengingat wilayah Mamuju bisa dibilang adalah daerah yang berpotensi terkena gempa tektonik dan Tsunami meski tidak sedahsyat dengan yang terjadi di Aceh.
Sejarah mencatat di Sulawesi Barat sendiri Tsunami terdahsyat pernah terjadi di Kabupaten Majene pada tahun 1969, sedangkan di Mamuju gempa terbesar terjadi pada tahun 1984.
Sementara itu Kepala Pusat Diklat Penanggulangan Bencana yang ditemui media ditanya perihal sejauh mana BNPB memback-up daerah-daerah dalam menghadapi atau menanggulangi bencana.Bagus mengatakan bahwa respon atau penanggung jawab bencana di daerah adalah pemprov dan pemkab yang tentunya dibantu oleh masyarakat di daerah tersebut.
Kemudian dari pusat adalah bersifat memberi bantuan bila memang diperlukan oleh daerah.
Bagus menyebutkan sebagai contoh,sistem peringatan dini bencana Tsunami. Saat ini Pemerintah pusat memberikan alat pendeteksi dini kepada daerah-daerah yang sangat berpotensi tinggi,kebetulan Mamuju masih dalam kategori potensi rendah sehingga belum terlalu diprioritaskan untuk alat peringatan dini gempa.
Selanjutnya adalah mengurangi resiko bencana salah satunya dengan meningkatkan kapasitas aparatur seperti pelatihan dan pendidikan yang saat ini sedang berlangsung.
“Saat ini kita sedang dalam pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan aparatur daerah melalui instansi terkait sehingga akan mengurangi resiko apabila terjadi bencana,” terang Bagus.
Simulasi Penanggulangan Bencana yang dilaksanakan dari tanggal 19 sampai dengan 23 Oktober 2015 tersebut diikuti oleh 35 orang yang terdiri dari pejabat pada lingkup SKPD Kabupaten Mamuju, TNI, Polri, dan para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan penanggulangan bencana di Kabupaten Mamuju. (adhy)