
Majene, mandarnews.com – Sebagai rangkaian kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dan pencapaian Universal Access 2019, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene menggelar Pelatihan Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Untuk Supervisor, Enumerator dan Tim Entry Data tahun 2017, Jumat, 26 Mei 2017.
Pelatihan yang digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Majene ini, Peserta memperoleh materi EHRA secara lengkap mulai dari kedudukan EHRA dalam dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK), apa itu EHRA, metodologi EHRA, pembahasan kuisioner, entry data dan simulasinya, analisa dan pelaporan, pengorganisasian studi EHRA serta penyajian EHRA dalam SSK.
Eris Nur Dirman salah satu City Fasilitator (CF) kabupaten Majene Satker Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Sulbar mengatakan, bahwa EHRA adalah sebuah survei partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana sanitasi, juga higinitas, serta perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi dan advokasi di tingkat kota hingga kelurahan.
Studi ini untuk melengkapi data primer tentang sanitasi dan higinitas di tingkat kelurahan yang dianggap tidak memadai. Tujuannya mendapatkan gambaran jelas tentang sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan tingkat kota berdasarkan data primer.
Tujuan Studi EHRA dilaksanakan untuk mengetahui Sumber air (minum, cuci, mandi, kelangkaan air), Perilaku cuci tangan pakai sabun, Pembuangan sampah (cara utama, frekuensi pengangkutan,pemilahan),Jamban dan perilaku buang air besar (BAB); Pembuangan kotoran anak, Kondisi jalan dan drainase serta pengalaman banjir.
Metode EHRA mencakup beberapa kegiatan diantaranya pengumpulan data, sampling, dan analisis. Data dikumpulkan dengan wawancara dan pengamatan atau observasi.
Sedangkan respondennya antara lain ibu (perempuan menikah atau janda) berusia antara 18 – 60 tahun. Pemilihan ibu berdasarkan urutan/tabel prioritas sebagai berikut: (1) kepala rumah tangga (orang tua tunggal/janda); (2) istri kepala rumah tangga, (3) anak rumah tangga, dan (4) adik/kakak kepala rumah tangga.
Di tingkat kota/kabupaten, data primer yang dikumpulkan riset EHRA dimanfaatkan sebagai salah satu bahan penyusunan SSK Kota. Selain untuk merencanakan program pengembangan sanitasi di kota, data EHRA pun dimanfaatkan sebagai tolak ukur keberhasilan program sanitasi di tingkat kota.
Sedangkan untuk susunan Tim EHRA, diantaranya Dinkes Majene, Bagian Pengelolaan data Bappeda Majene, BPS Kepala, KLH, DKP, Infokom, Puskesmas, sanitarian Puskesmas,pokja sanitasi Kabupaten, serta Kader Aktif Kelurahan.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Satker PSPLP Provinsi Sulbar Ibrahim Tandidatu ST,MT, Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Lawaji dan Kadis Kesbang Provinsi Sulbar dr H Achmad Aziz. M.Kes.(ashari)