
Direktur RSUD, dr Rahmat dan Bupati Majene, Fahmi Massiara memantau ‘master plan’ pembangunan RSUD Majene, 2016 silam.
Majene, mandarnews.com – Direktur RSUD Majene, dr Rahmat akan memberangkatkan 60 pegawainya studi banding ke Rumah Sakit di Bogor, Jawa Barat. Studi banding itu menelan anggaran hingga Rp 250 juta.
Namun rencana itu mengundang reaksi keras dari Bupati Majene, Fahmi Massiara. Sebab, rencana itu tidak diberitahukan kepadanya oleh dr Rahmat soal rencana itu.
“Ini saya tahu dari luar, Direktur RSUDnya tidak pernah datang untuk menyampaikan bahwa saya ada program begini, rencana begini, tidak pernah. Memangnya bukan bupati bosmu,” kata Fahmi Massiara, Rabu 4 Oktober 2017 di ruang kerjanya.
Fahmi Massiara menyesalkan rencana studi banding tersebut. Sebab, dr Rahmat akan memberangkatkan hingga 60 pegawai. Ia bahkan menyarankan agar diberangkatkan secara bertahap.
“Kurang ajar juga itu kalau begitu. Begitu saya tidak bisa tolerir karena ini kan perlu kita menyadari kondisi begini (defisit Majene),” tegas Fahmi Massiara.
“Seandainya tujuh orang tidak ada masalah. Mungkin mau saja lihat-lihat Rumah Sakit, cari waktu tahun depan atau kapan,” lanjutnya.
Fahmi Massiara mengaku telah dua kali ditemui dr Rahmat. Pertama sendiri dan terakhir bersama kepala ruangan. Pada pertemuan itu, kata Fahmi Massiara, dr Rahmat mengatakan dana yang dipakai untuk studi banding itu menggunakan uang pribadi.
“Terakhir dia bilang, kami ini memakai dana jasa-jasa kami, honor-honor kami. Bersifat pribadi, tidak ada masalah kalau bersifat pribadi. Kalau dia bilang ini bukan APBD, ini bukan istilah APBD tapi ini PAD (Pendapatan Asli Daera), saya tidak respon kalau berangkat kecuali kalau berangkat pakai biaya pribadi,” tegasnya.
Berbeda dengan Fahmi Massiara, Direktur RSUD Majene, dr Rahmat mengatakan, dana yang dipakai itu adalah pendapatan RSUD. Tapi dr Rahmat mengakui kesalahan karena tidak berkoordinasi dengan bupati.
“Iya memang kami juga salah tapi kan sudah pernah dilakukan, beberapa tahun lalu. Ini jadi bahan pembelajaran karena terlanjur baru kami sampaikan,” kata dr Rahmat saat dikonfirmasi.
“Seandainya belum ada tiket kita batalkan tapi terlanjur. Kami sudah menjelaskan, kita bukan pergi hura-hura,” lanjutnya.
Rombongan studi banding tersebut akan berangkat malam ini ke Makassar menggunakan angkutan umum. Di Makassar, rombongan akan berangkat menggunakan pesawat City Link ke Jakarta.
Untuk diketahui, rombongan tersebut akan melakukan studi banding ke Rumah Sakit di Bogor untuk mengetahui inovasi pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), keuangan dan kepegawaian disana.
Selain itu, kata dr Rahmat, rombongan akan melakukan studi banding karena tuntutan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Menurutnya, seluruh karyawan harus mendapat pelatihan dan bimbingan tekhnis setiap tahun. Langkah awal, pihak RSUD memberangkatkan pegawainya sebanyak 60 dari 700 pegawai. (Irwan Fals)