
Duduk menyamping Koordinator SPMB Sahribunga, menghadap ke depan dari kiri ke kanan : Misbahuddin S,Sos,I.M,Pd.(Kadisdikpora) Drs,Mustamin (Asisten I) Abd.Rahman S,Pd.M,Pd.(Korwas), Abrar (Kasubag Umum BPMP Sulbar).
Manene, mandarnews.com – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Majene menggelar Sosialiasasi Petunjuk Teknis Sistim Penerimaan Murid Baru Tahun 2025 di aula Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Majene, Rabu (9/5/2025).
Sosialisasi dihadiri Kasubag Umum BPMP, Abrar, Asisten I Setda Majene Drs.Mustamin, Korwas Abd.Rahman, S.Pd.,M.Pd, Kadisdikpora Majene Misbahuddin, S.Sos.I., M.Pd., Sebagai koordinator SPMB Kab.Majene, Sahribunga, S.Pd., M.Pd. dan seluruh kepala sekolah SD/SMP se Kecamatan Banggae dan Banggae Timur.
Kadisdikpora saat ditemui diruang kerjanya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari terbitnya Petunjuk Teknis (Juknis) SPMB yang telah divalidasi oleh kementrian.
Ia menghimbau kepada semua satuan pendidikan di Kab.Majene agar merujuk ke juknis agar tahapan SPMB terhindar dari kesalahan mulai dari sistim penerimaannya hingga pada saat menjadi murid di satuan pendidikan, terutama pada saat data siswa yang akan diinput ke Dapodik.
Istilah SPMB yang sebelumnya diberi nama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah diatur dalam Permendiknas Nomor 3 tahun 2025 .
Sosialisasi diharapkan mampu menyamakan persepsi seluruh pemangku kepentingan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pemerataan akses pendidikan khususnya di Kab.Majene.
Sementara Koordinator SPMB Sahribunga saat di hubungi via telepon menyatakan, untuk tahun ini dalam SPMB untuk jenjang SD dan SMP sudah diterapkan sistim on line, kecuali sekolah di tempat terpencil.
“Jika di tahun 2024 ada kesalahan maka dengna sistem SPMB online tahun 2025 ini bisa diperbaiki, bahkan bisa menjadi contoh dan menjadi kabupaten pertama yang SPMB menggunakan sistim online,” jelas Sahribunga.
Setelah munculnya Permendikdasmen nomor 3 tahun 2025 tentang SPMB maka sekolah yang berstatus unggulan sudah ditiadakan. Sehingga semua sekolah nantinya muidnya akan merata dan tak ada lagi kata sedikit atau banyaknya menjadi acuan bahwa sekolah tersebut unggul atau tidak.
Dengan hadirnya SPMB, lanjut Sahribunga, maka tinggal bagaimana memacu setiap sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru di setiap sekolah. Sehingga paradigma orang tua yang masih mernganut ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah lebih bagus yang memiliki predikat unggulan, padahal sebenarnya yang patut dinilai adalah tergantung kompotensi guru.
Peserta sosialisasi dihadir 95 orang dari dua kecamatan, Banggae dan Banggae timur. Sosialisasi SPMB akan dilanjutkan ke 6 kecamatan setelah kegiatan PGRI selesai diadakan. (Jufri)