“Kami akan melihat seperti apa, sudah sampai di mana, apakah infrastruktur mulai dari PPK sampai TPS sudah terekrut, anggarannya seperti apa, serta kendala apa saja yang ditemui dalam tahapan. Inilah kami sengaja untuk mendengarkan dan apa yang akan menjadi masukan kami dari daerah, khususnya di Kabupaten Majene ini karena tentu kita ingin menghasilkan pemimpin yang baik, pemimpin yang berkualitas, dan tentu melalui tahapan yang berkualitas pula,” kata Sitti Suraidah.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Majene, Arsalin Aras menyampaikan, banyak hal yang akan menjadi kendala pada Pilkada 2020 nantinya.
Di antaranya, lanjutnya, masih banyak tahapan yang memerlukan anggaran, serta ada beberapa wilayah yang akses jalan, internet, dan listriknya belum bagus.
“Kami telah mengusulkan Rp 25 milyar namun yang diberikan adalah Rp 22,5 Milyar. Kami maklumi hal itu makanya kami sangat berhati-hati dalam penggunaan anggaran,” ucap Arsalin.
Ia menerangkan, beberapa tempat yang menjadi perhatian khusus dalam Pilkada 2020 adalah Kecamatan Malunda dan Ulumanda yang masih terdapat tiga desa tanpa akses listik serta jalan yang tidak bagus.
“Kami khawatir dan bertanya, jika hari H pencoblosan nanti, lalu kami disempitkan oleh Bawaslu karena mungkin tidak mengakses itu lalu kita mau bilang apa? Tapi mudah- mudahan itu tidak terjadi. KPU optimis bahwa permasalahan ini bisa diatasi. Namun, harus ada ruang untuk kita saling memberi seperti yang dilakukan oleh Kesbangpol tahun lalu,” tutup Arsalin. (Putra)
Editor: Ilma Amelia