
Rapat Koordinasi dan Evaluasi Stunting Tahun 2024 oleh DP2KBP3A Polewali Mandar.
Polewali Mandar, mandarnews.com – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Polewali Mandar bakal membuat surat edaran untuk Aparatur Sipil Negara di jajaran pemerintah kabupaten agar mengambil anak asuh minimal satu orang.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala DP2KBP3A Polewali Mandar drg. Sri Harni Patandianan dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Stunting Tahun 2024 yang diadakan di Ruang Pola Kantor Bupati, Senin (20/1).
“Tahun ini, masalah seperti sumber dana, SDM, keadaan lingkungan, sudah dijelaskan kepada Pj Bupati. Keputusannya adalah semua ASN harus mengambil anak angkat atau menjadi orang tua asuh (OTA) sehingga data stunting yang ada di kita hilang tanpa biaya,” ujar drg. Sri Harni.
Sebab itu, pihaknya mengusahakan bagaimana caranya agar semua orang terlibat dalam mengangkat anak asuh.
“Contohnya adalah Asisten I Ibu Agusniah, tidak pakai hitungan tahun, dua bulan saja berhasil (membuat anak yang diintervensinya keluar dari kategori stunting),” kata drg. Sri Harni.
Untuk tahun ini, DP2KBP3A Polewali Mandar menargetkan untuk menurunkan angka stunting di 28,09% menjadi 21%.
“Jadi, PR kita, tujuh angka ini harus diturunkan tahun ini,” sebut drg. Sri Harni.
Sedangkan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar Agusniah Hasan Sulur menjelaskan, gerakan OTA bisa membantu dalam penurunan angka stunting.
“Kami sudah mengangkat dua anak asuh, tapi sebaiknya empat anak. Stunting ini masalah keluarga, pengetahuan ibu, bukan hanya masalah kemiskinan. Seperti Ibu Nadira ini, yang tadinya dia tidak begitu peduli dengan anaknya, sudah putus asa dengan penurunan berat badannya. Tapi, setelah kita lakukan pendekatan, dia semangat untuk mengolah makanan dari yang tadinya hanya (mengandalkan) makanan instan,” ucap Agusniah.
Ia juga menekankan, makanan bergizi itu tidak harus mahal, misalnya tanaman daun kelor yang tumbuh di depan rumah.
“Tadi saya sudah minta datanya, ada dua anak lagi yang mau saya coba edukasi,” tukas Agusniah.
Setiap keluarga berbeda pendekatannya, tambahnya, tidak semua sama polanya. Ada yang langsung menerima, ada juga yang butuh proses.
“Angka stunting 4.000 lebih dan berisiko stunting katanya ada 14.000. Jadi, masih banyak PR kita agar tidak bertambah stuntingnya,” tutup Agusniah. (ilm)