Polewali, mandarnews.com – Hari ini (Senin, 10/12/2018) dikenal sebagai Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia. Menyambut momen tersebut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Polewali Mandar melakukan aksi long march.
Long march dimulai dari sekretariat HMI cabang Polewali Mandar di Jalan Budaya Kelurahan Madatte, menyusuri jalan trans sulawesi dan berakhir di depan Lapangan Pancasila Jalan Andi Depu Kelurahan Pekkabata Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar.
Dengan membawa spanduk dan keranda yang berisi tuntutan mereka, puluhan anggota HMI tersebut menjalankan aksi dalam pengamanan aparat kepolisian.
Heri selaku Ketua HMI cabang Polewali Mandar kepada mandarnews.com mengatakan, aksi ini dilakukan untuk menyambut Hari HAM Sedunia.
“Aksi ini sebagai refleksi bagaimana penegakan HAM di Indonesia saat ini,” ujar Heri.
Salah satu peserta aksi yang melumuri badannya dengan cat berwarna putih bernama Imam dalam orasinya mempertanyakan bagaimana penyelesaian kasus pelanggaran HAM seperti kasus Munir dan Marsinah.
“Bagaimana penyelesaian kasus Munir sekarang, bagaimana kasus Marsinah? Marsinah tidak mati, Marsinah tetap ada,” kata Imam.
Aksi ini diwarnai dengan aksi bakar ban dan keranda serta pertunjukan teaterikal yang menyiratkan lemahnya penegakan hukum terhadap pelanggar HAM di Indonesia.
Ada tujuh tuntutan yang disuarakan oleh HMI pada aksinya kali ini, yaitu menagih janji reformasi berupa penegakan supremasi hukum, pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), serta pemberian otonomi daerah seluas-luasnya, tangkap dan adili pelanggar HAM secara terbuka, perbaiki sistem pendidikan dan kerusakan lingkungan, memassifkan dan memaksimalkan pemahaman ideologi bangsa, naikkan pendapatan dan lapangan pekerjaan, mempertegas arah negara dalam menjaga ketertiban dunia, dan keberpihakan dan perlindungan terhadap perempuan.
Koordinator Aksi Muhammad Ridwan menyebutkan, gerakan ini coba merefleksi sekaligus membangunkan para penegak hukum agar tetap menangani kasus sekecil apapun.
“Kami dari HMI sebagai kader umat dan kader bangsa ikut merefleksi bagaimana HAM, apakah kemudian bisa dijalankan secara baik atau tidak,” sebut Muhammad Ridwan.
Reporter : Ilma Amelia