Majene, mandarnews.com – Polsek Sektor Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar pesta rakyat mulai 9 hingga 15 Juli 2017. Acara itu dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bayangkara ke 71 tahun.
Terlihat dideratan kursi terdepan, Kapolres Majene, AKBP Asri Effendy, SIK, Wakapolres Kompol Muhamma Arif, SH, Anggota DPRD Majene Komisi III, Hasan, BA. dan para camat di 3 Wilayah hukum Polsek sendana. Diantaranya Camat Sendana, Camat Tammerodo dan Tubo Sendana, dan terlihat pula beberapa Kepala Desa.
Malam penutupan pesta rakyat ini dimeriahkan dentungan rebana tradisional dan rebana yang dibawakan oleh para wanita hingga perkusi. dan makin terlihat meriah oleh antusias warga yang menyaksikan pesta rakyat HUT Bayangkara tersebut.
Nardi, S.Pd, Ketua Panitia mengawali sambutan merasa bersukur atas suksesnya kegiatan ini. Ia menjelaskan bahwa terselenggaranya kegiatan ini berdasarkan partisipasi dan dukukungan masyarakat Sendana. Menurutnya, karena merekalah sehingga perlombaan bisa terlaksana dengan baik.
“Kami panitia merasa bersukur atas terselengaranya dan suksesnya kegiatan ini, serta dukungan masyarakat sendana yang turut berpartisipasi dan mengapresiasi Kapolsek Sendana, AKP. Thamrin Nur, SH. dan anggotanya, karena mampu ber silaturahim dengan baik dengan masyarakat wilayah hukum kecamatan Sendana, ini terbukti atas terselenggaranya kegiatan ini, tentunya dengan binaan Polres Majene,” kata Nardi.
Suatu kebanggaan karena baru kali pertama dilaksanakan HUT Bayangkara di Kecamatan Sendana. Nardi pun berkisah bahwa dulu masyarakat takut dan segan terhadap polisi namun sekarang warga dapat bersahabat dengan baik dengan anggota Polsek Sendana.
Sementara Kapolres Majene, AKBP Asry Effendy, SIK. sangat mengapresiasi kegiatan polsek Sendana khususnya, Kapolsek Sendana, AKP Thamrin Nur, SH. atas terselenggara dan suksesnya kegiatan ini.
“Apresiasi luar biasa kepada Polsek sendana dan anggotanya dan semoga kegiatan ini dapat dilakukan secara Kontinue, tutur Asri.
Asri pun senang dengan sambutan rebana yang mengingatkan pada dirinya sewaktu masih kecil dulu.
“Saya senang nilai-nikai adat di Mandar apalagi dengan rebana karena tradisi ini bernuansa islam dan mengingatkan saya waktu masih kecil, dan biasanya tampil dipanggung dan tentunya ini juga sebagai pembetukan katakter, sangat mendukung untuk para remaja.
“Dan semoga persatuan yang kokok bukan cuma ucapan saja sehinga semangat itu bisa menghalau dengan persatuan yang akan dirusak oleh ideologi-ideologi yang tidak jelas,” katanya.
Sedangkan sambutan camat Sendana mewakili Bupati yang tidak sempat pada penutupan HUT bayangkara yang diadakan dilapangan buraq Sendana ini mengharapkan semangat kegiatan pesta rakyat HUT Bayangkara, berlanjut hingga kegiatan Agustus nanti. (Haslan)