Masa Tugas 10 Pengajar Muda Indonesia Mengajar (IM) angkatan ke III di Kabupaten Majene telah berakhir 5 November. Tapi bersamaan dengan itu, Kabupaten Majene kembali mendapatkan tenaga muda baru dari IM.
Pengajar muda IM yang baru datang diterima langsung Bupati Majene Kalma Katta, seklaigus melepaskan 10 IM angkatan ke III yang telah menunaikan tugasnya. Acara pisah sambut ini digelar di ruang pola kantor BUpati, siang tadi, Senin 5 November.
Jumlah pengajar muda IM angkatan V lebih sedikit yakni hanya 8 orang, dibanding yang digantikannya, angkatan III, sebanyak 10 orang.
Efrat, salah satu pengajar muda ke III menjelaskan jumlah tersebut berkurang lantaran ada dua kabupaten baru yang harus diisi. Salah satunya di Sulawesi Tengah. Sehingga jatah 10 orang untuk Majene di kurangi 2 oleh yayasan pihak yayasan.
Meski demikian, lanjut Efrat, pengurangan ini tidak akan mengurangi antusiasme dan totalitas pengajar muda di Majene.
Efrat menyarankan, agar terciptanya koordinasi jelas antara Pengajar Muda dengan Dinas pendidikan Majene.
"Kontrak IM dengan Majene kan lima tahun, sayang kan kalo sudah setegah jalan ini, pengajar muda masih kebingungan mau koordinasi, kemana siapa yang ditemui," paparnya.
Dia juga meminta agar ada pemerataan arus informasi terkait pendidikan hingga ke pelosok pegunungan. Pasalnya, melihat potensi yang dimiliki khususnya sekolah-sekolah di pegunungan tak kalah hebat di banding yang di kota.
Terbukti, kata dia, dari beberapa seleksi dan perlombaan justru dimenangkan oleh sekolah-sekolah terpencil.
Pengajar Muda IM ke III juga memaparkan program-program yang di jalankan selama lebih setahun, baik dalam skala
kabupaten, kecamatan hingga desa.
Untuk tingkat kabupaten, salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat, taman bacaan, organisasi kepemudaan, les bahasa Inggris, pelatihan kewirausahaan, pemberdayaan guru, dll.
untuk skala kecamatan dan desa diantaranya pemberdayaan kantin kejujuran, perpus keliling , sanggar seni, majalah dinding , dekorasi kelas, sahabat pena, pelatihan ke pramukaan, lomba mewarnai, baris berbaris, dll.
Bupati Majene Kalma Katta menghimbau, agar masukan yang ada segera di tindak lanjuti khususnya kepada Diknas Majene. Dia juga berpesan kepada guru-guru yang pernah mendapat pelatihan dari pengajar muda (IM) untuk mengadopsi metode ataupun pengetahuan dari pengajar muda, sehingga anak-anak didik tidak merasa kehilangan dan mendapat pembelajaran yang baik dan berkwalitas.
Kalma juga menyampaikan, jika kondisi tenaga di Majene masih sangat kekurangan. Dari hasil analisis dan laporan Diknas sekolah-sekolah masih membutuhkan sekitar 333 tenaga guru.
Untuk membuka penerimaan calon guru tidak bisa dilaksanakan tahun ini berdasarkan ketetapan oleh Menpan.
"Dengan adanya tenaga pengajar dari IM sangat membantu, peningkatan kwalitas pendidikan di pegunungan," jelasnya.
Delapan Pengajar Muda angkatan ke V, terdiri dari Yustika Noor Arifah (jogjakarta), Lukvi Raharsi (Jogjakarta), Alvino Yulian (Padang), M Nurul Ikhsan ( Madura), Ria Pesta Natalia ( Bandung), Mega Tala H ( Tangerang ), Awaluddin Fajri H ( Solo), M Fajar (Depok). (rizaldy)