
Dialihkan. Jalur angkot dialihkan ke samping Pasar Sentral Majene, Rabu 4 April 2018.
Majene, mandarnews.com – Keputusan Dinas Perhubungan (Dishub) Majene mengalihkan jalur angkutan kota (angkot) melalui samping pasar sentral menuai banyak tanggapan negatif dari warga.
Mulai dari sopir angkot, konsumen pasar, pedagang di pasar hingga akademisi menilai pengalihan jalur ke samping pasar tidak cocok dan perlu ditinjau ulang.
Salah seorang warga, Jakaria menilai keputusan pemerintah mengalihkan jalur tidak tepat dan justru menyusahkan warga.
Saat ini jalur baru yang ditetapkan pemerintah adalah angkot atau pete – pete belok kiri sebelum pasar. Kemudian memotong masuk ke tengah pasar bagian belakang tembus ke samping jembatan.
“Jalanan angkot yang baru itu sempit, bisa-bisa terjadi kecelakaan bagi warga yang belanja di pasar,” katanya.
Seorang sopir angkot, Fadil juga meminta penggunaan jalur baru samping pasar dibatalkan. Selain karena jalurnya sempit, juga karena kondisi jalan yang rusak.
Ia mengaku sudah mendapat komplen dari penumpang yang ingin berbelanja di bagian pasar belakang masjid.
“Tidak mungkin kita sopir yang pergi angkat barang penumpang, kasihan juga ibu-ibu kalau bawa barang belanjaan,” ungkap Fadil.
Sementara itu, dosen teknik Sipil Unsulbar, Afriansyah, ST, MT menyatakan konstruksi jalan baru disamping pasar memang tidak cocok menjadi jalur angkot.
Ia memastikan tujuan pengalihan jalan untuk mencegah macet tidak akan tercapai. Menurutnya, kemacetan justru akan semakin parah.
Dalam kajian perencanaan wilayah, angkot memang seharusnya melewati jalur utama di pasar. Selain karena jalur jalan lebih lebar juga untuk mencegah timbulnya dampak sosial ekonomi yang merugikan banyak pihak.
Afriansyah yang juga alumni pasca sarjana ITS Surabaya menyatakan, pengalihan jalur angkot akan menyulitkan sopir, konsumen pasar dan para pedagang yang berada disisi utara pasar.
“Jalur baru itu memang tidak cocok, yang justru akan terjadi adalah kemacetan di dalam pasar, akibatnya semua akan dirugikan, saran saya, lebih baik jalur lama tetap dipertahankan,” katanya.
Untuk mengurangi kemacetan di sekeliling pasar, menurutnya adalah perlunya tindakan tegas dalam pengaturan pedagang agar tidak berjualan di pinggir jalan. Serta mengatur waktu bongkar muat truk besar jangan pada jam sibuk.
Kepala Dishub Majene Mithhar mengatakan, pengalihan arus dilakukan setelah dilakukan kajian. Kata dia, pete-pete dinilai jadi pemicu kemacetan.
“Kira ingin mengurai supaya tidak macet,” kata Mithhar, Rabu 4 April 2018.
Mithhar mengakui jalan itu masih harus dibenahi. Setelah dipantau Bupati Majene, kata Mithhar, jalan tersebut akan diperbaiki tahun 2019 mendatang.
Ia juga mengatakan, pengalihan arus masih dalam tahap uji coba.
“Lagi dialihkan (kembali ke jalur lama) sekarang karena ada bocor ledeng,” jelas Mithhar. (Irwan Fals)