Salah satu mahasiswi pembuat KABITARU, Nilam membeberkan, alasan yang mendasari pembuatan aplikasi ini adalah pemikiran bahwa siswa tunarungu memiliki kesempatan yang sama dalam menguasai bahasa Inggris.
”Alasan ini diperkuat dengan kenyataan bahwa ternyata siswa tunarungu belum banyak yang memahami tentang cara pelafalan bahasa Inggris yang berbeda dengan tulisannya. Jadi, saya dan teman-teman berharap aplikasi ini dapat digunakan dengan maksimal baik oleh siswa tunarungu, guru, maupun orang tua siswa,” ungkap Nilam, Minggu (25/8/2019) kepada mandarnews.com.
Nilam juga mengaku senang karena aplikasi ini diapresiasi langsung oleh Mendikbud. Ia berharap, aplikasi ini dapat benar-benar berguna bagi masyarakat, khususnya bagi siswa tunarungu.
Aplikasi ini telah didemonstrasikan ke Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa (YPTB) Kota Malang. Respon positif pun datang dari kepala sekolah, guru, dan siswa tunarungu SMPLB YPTB tersebut.
Salah satu guru bernama Alma, S. Pd, memaparkan, inovasi seperti ini selalu dibutuhkan dalam pengajaran terhadap siswa tunarungu di sekolah luar biasa seperti di SMPLB YPTB.
“Hadirnya aplikasi KABITARU ini sangat diharapkan untuk bisa menjawab kebutuhan media pembelajaran bahasa Inggris, khususnya siswa tunarungu,” ujar Alma.
Lebih jauh, lanjutnya, diharapkan siswa tunarungu juga bisa mendapatkan kesempatan yang setara dalam belajar bahasa Inggris seperti siswa lainnya.
Reporter: Ilma Amelia