Bupati Majene Lukman bersama dengan rombongan Kemnaker RI dan perwakilan IM Jepang dalam kegiatan sosialisasi, Sabtu (12/6).
Majene, mandarnews.com – Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker) bersama International Manpower (IM) Development Organization Jepang menggelar sosialisasi pemagangan ke Jepang, Sabtu (12/6) di ruang pola Kantor Bupati Majene.
Sosialisasi ketenagakerjaan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada stakeholder terkait mengenai peluang magang bagi calon tenaga kerja usia produktif 19-26 tahun yang diharapkan dapat menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan peluang usaha saat kembali ke Indonesia.
Direktur Pelatihan dan Pemagangan Kemnaker RI Muhammad Ali Hapsah menjelaskan, terdapat dua tahap untuk program pemagangan di Jepang .
“Di antaranya persiapan daerah sebelum diberangkatkan dan proses tes atau seleksi yang harus diikuti setiap calon peserta magang,” ujar Muhammad Ali.
Di hadapan para camat dan lurah, Muhammad Ali yang memiliki darah Mandar Majene ini memberikan gambaran output seperti apa yang akan didapatkan jika setiap pemerintah desa mengirimkan beberapa saja anak mudanya untuk dimagangkan di Jepang.
Yang pertama, beber Muhammad Ali, para calon peserta magang hanya dibebankan uang pembiayaan dan akomodasi saat berangkat ke Jakarta, selebihnya menjadi tanggungan Kemnaker dan pihak Jepang hingga pemberangkatan.
“Selain itu, peserta yang sudah bekerja akan mendapat uang saku selama satu bulan berkisar Rp10 juta. Ini akan terus naik seiring dengan berjalannya waktu. Bahkan, jika peserta magang bekerja selama 3 tahun maka tunjangan usaha mandiri yang diberikan perusahaan di Jepang sebanyak 600 yen atau Rp 80 juta. Jika empat-lima tahun diganjar 800 yen atau Rp130 juta. Tenaga kerja kita bisa pulang dengan sejahtera dan mampu menggerakkan ekonomi desa dan kabupaten,” terang Muhammad Ali.
Tamura Hidetaka selaku perwakilan dari IM Jepang menambahkan, dari tahun 1993-2020 sebanyak 60 ribu peserta magang telah difasilitasi.
“Untuk perusahaan yang menerima pemagangan dari luar negeri sebanyak 1.729 yang bergerak dalam bidang produksi 70% dan bidang konstruksi 25 %,” kata Tamura.
Staf khusus Kemnaker RI Caswiyono Rusdi Cakrawangsa yang turut hadir, memuji Bupati Lukman yang dinilai humble dan energik.
Rusdi juga menyampaikan, ada tiga hal yang harus diantisipasi terkait persoalan ketenagakerjaan di Indonesia, yaitu bonus demografi pada 2030 mendatang, dimana terjadi ledakan jumlah anak muda usia kerja sekitar 2,9 juta jiwa yang harus terjamin dalam dunia kerja.
“Kedua, revolusi industri 4.0 yang mengakibatkan disrupsi suatu keadaan dimana pekerjaan manusia yang akan terganti dengan teknologi,” sebut Rusdi.
Kemudian yang ketiga, kata Rusdi, masa pandemi Covid-19 yang berdampak pada 24 juta tenaga kerja di Indonesia, seperti pemutusan hubungan kerja dan dikurangi jam kerjanya hingga dirumahkan.
“Maka dengan pemagangan di Jepang berarti mempersiapkan para generasi muda yang produktif untuk siap dalam setiap tantangan ke depan,” ucap Rusdi.
Sementara, Bupati Majene Lukman menilai program pemagangan di negara Jepang merupakan kesempatan yang sangat baik.
“Tingkat pengangguran di Majene yang meski menurun setiap tahun namun dinilai tidak begitu signifikan sehingga hal tersebut menjadi solusi untuk menciptakan tenaga kerja siap pakai yang juga telah mengadopsi etos kerja dari Jepang,” tutur Lukman.
Menurut Lukman, dipilihnya Jepang sebagai lokasi magang yang baik karena masyarakat Jepang memiliki inovasi dan spirit yang sangat tinggi, sangat jauh dibanding yang lain.
“Jepang juga negara yang masuk 5 besar negara maju di dunia dan dikenal memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi,” tandas Lukman.
Ia berharap, dengan program tersebut budaya disiplin dari Jepang bisa dibawa ke Majene serta mampu menciptakan dunia usaha yang terbaik.
Diketahui pendaftaran menjadi peserta magang akan dibuka di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tingkat kabupaten.
Ada beberapa persyaratan untuk bisa ikut seleksi menjadi peserta magang, seperti umur minimal 19 sampai dengan 26 tahun dengan tinggi minimal 160 centimeter. Setelah lulus, peserta akan dibimbing selama dua bulan. Lalu diberangkatkan ke pusat dengan bimbingan dua bulan lebih juga.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah camat, lurah, serta kepala desa di Majene dengan harapan dapat mengedukasi masyarakat terkait hal ini. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia