
Ardi (baju hitam paling kiri) menceritakan perjuangannya melawan ganasnya ombak Selat Makassar
Majene, mandarnews.com – Setelah hilang selama sepuluh hari, Ardi (22 tahun) akhirnya berhasil diselamatkan, Senin 25 September 2017. Ia diselamatkan Ilyas dan rekan-rekannya, nelayan asal Kelurahan Pulau Barrang Lompo, Kecamatan Sangkarrrang, Makassar.
Kini Ardi kembali berkumpul dengan keluarganya di Udzung, Desa Lalattedong, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat setelah diantar pulang keluarganya dari Makassar.
Jurnalis mandarnews.com menemui Ardi di rumahnya. Ia kemudian menceritakan kejadian yang menimpanya saat hilang selama sepuluh hari. Awalnya, Ardi bersama rekannya Saparuddin pergi mencari ikan dengan menggunakan perahu masing-masing.
Saat ditengah laut, Ardi dan Saparuddin terpisah. Ardi pun cemas dan akhirnya mencari Saparuddin. Namun, nasib siap menimpa Ardi. Mesin katintingnya rusak dan tidak bisa digunakan.
Ia pun berusaha memperbaiki namun tetap saja gagal. Tiba-tiba ia dihempas ombak besar dan perahunya terbalik dan rusak. Disitulah perjuangan Ardi dimulai melawan keganasan ombak Selat Makassar.
- Baca kumpulan berita tentang : Nelayan Hilang Majene
Ardi berjuang memperbaiki perahunya retak dan dimasuki air. Ia pun berhasil mengikat dan menutup lubang hingga perahunya kembali bisa digunakan meski mesin dan layar perahunya rusak.
Selama di laut lepas, ia berusaha berjuang untuk bertahan hidup. Setiap pagi, ia menjaring ikan kecil yang mendekati perahunya dengan menggunakan sisa layar perahu robek karena ombak. Ia hanya bisa menangkap ikan saat pagi hari itu pun yang mendekati perahu. Ikan itu pun dimakan mentah agar tetap bisa bertahan hidup.
“Saya hanya memakan satu ekor ikan kecil (pio’ = Bahasa Mandar) dengan cara menangkapnya menggunakan layar perahu untuk menjaring ikan dan itu saya dapatkan hanya satu ekor, karena jika saya dapat satu, ikan yang lain akan menjauhi kapal,” kata Ardi, Rabu 27 September 2017.
“Satu ekor pio’ saya makan, sehingga bisa bertahan dari lapar selama sehari semalam,” lanjut Ardi.
Selama di lautan, ia sering berpindah-pindah posisi karena terbawa arus laut. Ia juga selalu dilanda rasa khawatir. Sebab, perahunya diikat dengan tali. Apalagi jika ombak besar kembali menghantam, ia khawatir perahunya hancur.
Memasuki hari kesepuluh, pertolongan itu pun datang saat Ardi berada di Kalor, sekitar 33 mil dari bibir Pantai Majene. Ardi berjumpa dengan Ilyas, nelayan asal Makassar. Ia pun diselamatkan dan kemudian dibawa ke Makassar. Hanya mesin perahunya yang bisa diselamatkan.
Saat hendak tiba di Makassar, jaringan internet pun ada. Lalu ia meminta bantuan kepada salah satu kru kapal untuk membuka akun facebooknya. Melalui akun facebook Ardi yang bernama Pegenbara Aldo, kabar bahwa ia berhasil selamat disampaikan karena tidak ada nomor telepon keluarganya yang ia hafal.
Selama terombang-ambing ombak di laut lepas, Ardi tidak pernah sakit. Tapi tubuhnya lemas karena ia hanya memakan ikan kecil mentah untuk bertahan hidup. Sebagian besar kulit Ardi terkelupas karena sengatan panas matahari. Kini, Ardi kembali berkumpul dengan keluarganya. (Haslan)