Peteng, lansia yang hidup sendiri di sebuah kamar rumah kosong yang hampir roboh
Polewali, mandarnews.com – Namanya Peteng. Jarang masyarakat yang tahu nama aslinya. Alasannya, karena sehari-hari itulah nama panggilan yang digunakan untuk menyapa pria berusia 71 tahun tersebut. Satu kata itu saja. Peteng.
Untuk menopang hidup, Peteng hanya mengandalkan peluit sebagai temannya mengarungi nasib sebagai juru parkir di Pantai Bahari kala malam tiba. Kalau tidak sedang bertugas, Peteng biasanya membantu pedagang untuk mengatur kursi. Lokasinya masih sama, yaitu Pantai Bahari, salah satu ruang publik di Polewali Mandar.
Tempat tinggalnya pun jauh dari kata layak. Peteng seorang diri menghuni sebuah kamar dari rumah kosong yang sebagian bangunannya sudah roboh.
Beralaskan kardus, ditemani gantungan pakaian bekas pakai dimana-mana. Begitulah cara Peteng beristirahat melepas lelah setelah bekerja keras mengatur kendaraan pengunjung Pantai Bahari.
Saat ditemui mandarnews.com di tempat tinggalnya di Jalan Kemakmuran Kelurahan Polewali Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar, Rabu (5/12/2018), dengan ramah Peteng menceritakan kisahnya.
Hidup tanpa ditemani istri dan anak. Peteng mengaku, istri dan anaknya saat ini ada di Jakarta. Sebenarnya Peteng mempunyai saudara yang tinggal di Jalan Olahraga Kelurahan Wattang yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Peteng, tapi Peteng menolak tinggal bersama saudaranya.
“Saya tidak mau pindah karena pemilik rumah bilang untuk menjaga rumahnya sampai terjual, juga supaya membantu masyarakat yang sakit giginya,” ujar Peteng.
Bisa dikatakan Peteng sudah puluhan tahun tinggal di Polewali. Bahkan, ia mengatakan telah tinggal di Polewali sejak zaman Andi Selle memimpin Batalyon 710 di Polewali.
Stefanus BM selaku Lurah Polewali saat dikonfirmasi menyebutkan, info soal kondisi Peteng yang memprihatinkan tersebut didapat dari warga.
Setelah mendapat info tersebut, Stefanus BM bersama tim medis dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Massenga dan Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Polewali Mandar Hj. Arfah mengunjungi Peteng di tempat tinggalnya.
“Nama asli Peteng adalah Mursil dan pernah jadi caraka di salah satu TK di Polewali. Dulu istrinya kabur, menikah dengan laki-laki lain. Sebenarnya Peteng terkenal di Polewali karena orangnya ramah, santun, dan suka menolong. Jadi, banyak yang memberi bantuan berupa makanan, minuman, dan pakaian,” jelas Lurah Polewali Stefanus BM.
Hanya, lanjutnya, Peteng tidak bisa memasak dan mencuci sehingga kondisi tempat tinggalnya penuh dengan tumpukan pakaian yang sudah terpakai.
“Warga sudah menawarkan tempat tinggal tapi Peteng menolak karena merasa sudah nyaman di tempatnya. Selain itu, Peteng mengaku sering diganggu anak-anak bahkan sampai dilempari,” beber Stefanus BM.
Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Polewali Mandar Hj. Arfah menyebutkan, Peteng bukan termasuk lanjut usia (lansia) terlantar karena masih mempunyai keluarga di Polewali.
“Ia memiliki keluarga tapi mau hidup mandiri. Kondisinya sehat, hanya tempat tinggalnya yang tidak layak huni,” tukas Hj. Arfah kepada mandarnews.com.
Reporter : Ilma Amelia