Penyerahan paket sembako kepada balita.
Mamasa, mandarnews.com – Kepolisian Resor (Polres) Mamasa mengikuti kegiatan zoom meeting penandatanganan perjanjian kerjasama dan launching aplikasi Si-Centing Siamasei yang dilaksanakan secara virtual.
Kegiatan tersebut juga disertai pemberian paket sembako oleh Kepala Polres Mamasa secara simbolis kepada beberapa balita di ruangan pola kantor Bupati Mamasa, Kamis (14/9).
Kegiatan zoom meeting tersebut dihadiri Asisten II mewakili Bupati, Kapolres, Komandan Distrik Militer (Dandim) 1428, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari), Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan, Wakil Kapolres, Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres, personel dokter kepolisian (Dokpol) dan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polres, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kepolisian Sektor (Polsek) Mamasa, dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Komando Rayon Militer (Koramil) Mamasa.
Kapolres Mamasa Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Agus Dwiyanto menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk menekan ataupun percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara kementerian atau lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten atau kota, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan.
“Polres Mamasa akan turut berperan aktif dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Mamasa dengan melibatkan baik anggota Polres, di tingkat Polsek, dan terdepan melalui Bhabinkamtibmas,” tutur AKBP Agus.
Ia menyebut, langkah awal yang akan dilakukan Polres Mamasa adalah menghimpun data kemudian dimasukkan dalam aplikasi Si-Centing dan mengimbau jajaran Polsek serta Bhabinkamtibmas untuk terus monitoring stunting pada wilayah masing-masing.
“Kami siap bekerja dalam mendukung program pemerintah untuk menekan atau penurunan stunting tersebut,” ujar AKBP Agus.
Kepala Seksi Pelayanan Dinas Kesehatan Mamasa Onasiman Djanjing mengatakan, adanya kerjasama di lintas sektor ini akan memudahkan pihaknya dalam penanganan stunting, apalagi dengan adanya aplikasi Si-Centing Siamasei maka akan memudahkan dalam pencarian data stunting tersebut.
“Penanganan stunting seharusnya dimulai dari sejak remaja putri, menjadi calon pengantin, sampai pada anak tersebut di dalam kandungan agar ketika lahir tidak lahir sebagai anak yang tergolong stunting,” terang Onasiman.
Ia menjelaskan, penanganan stunting itu harusnya dimulai semacam siklus dan tentu ada edukasi kepada setiap calon ibu agar pencegahan bisa dilakukan oleh mereka sendiri.
“Stunting bukan hanya dilihat dari tinggi badan dan berat badan, tapi ada indikator lain seperti ukuran lingkar kepala dan beberapa indikator lainya,” imbuh Onasiman.
Sesuai pantauan media, kegiatan tersebut juga disertai pemberian paket sembako oleh AKBP Agus kepada balita. (Yoris)
Editor: Ilma Amelia