Majene, mandarnews.com – Sebanyak 13 jenis lomba yang akan dipertandingkan dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) antar mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar). Dua jenis lomba yang akan digelar Senin 12 Juli mendatang tersebut menuai polemik.
Lomba itu adalah debat kandungan Alqu’an dalam bahasa Inggris dan Arab. Perdebatan agar lomba itu ditiadakan muncul dari dosen Unsulbar sendiri. Menurut kepala program studi ilmu politik, Muhammad, lomba debat kandungan Alquran tersebut tidak pantas untuk dilombakan.
“Kandungan Alqur’an jangan diperdebatkan. Kandungan Alqur’an contohnya dapat dikaji dari banyak aspek. Penafsir dari aspek-aspek itu pun banyak mulai dari ulama salaf sampai ulama khalaf. Semua berbeda karena berangkat dari metode penafsirang yang berbeda tapi tidak ada yang saling menyalahkan dan bukan level kita untuk menilai dan memperdebatkan beliau-beliau para mufassirin,” kata Muhamamad.
“Mau memperdebatkan kandungan tanpa merujuk ulama mufassirin pun bahaya karena syaratnya berat. Minimal menguasai 13 canag ilmu Islam menurut kesepakatan ulama,” lanjut magister politik Universitas Hasanuddin Makassar ini.
Tak hanya Muhammad, protes lomba itu juga datang dari kepala bagian FISIP Unsulbar, Herly. Menurutnya, Alquran tidak pantas untuk diperdebatkan. Harusnya, kandungan Alquran tersebut diserahkan kepada ahlinya, mufassir.
Alqur’an adalah wahyu. Kepastiannya hanya Allah yang tahu. Kalau kita sudah mencapai derajat sebagai mufassir, bolehlah kita melakukan tafsir kandungannya yang bukan saja harus memahami tata bahasa Arab tetap harus mampu memahami tata bahasa Alqur,an. Kalau bukan ahlinya, cukuplah kita tau membaca dan memahami makna kandungannya,” kata Herly.
Saat dikonfirmasi, Ketua Panitia MTQ, Abd. Latif Dolla membenarkan lomba yang menuai polemik tersebut. Ia menyebutkan, penentuan jenis lomba berdasarkan petunjuk dari pusat. Namun, ia enggan memberikan komentar labih jauh soal tekhnis lomba tersebut.
“Saya mohon maaf, saya punya tim (tekhnis lomba) yang diketuai Andi Tamaruddin. Silahkan hubungi,” kata Latif.
Andi Tamaruddin pun dikonfirmasi. Menurutnya, berdasarkan pengalamannya selama ini, lomba debat kandungan Alqur’an tersebut adalah peserta diharuskan untuk menghafal 30 juz Alqur’an. Tapi ia mengaku belum paham betul tentang tekhnis lomba debat Aqu’an dalam bahasa Inggris dan Arab itu.
“Saya belum tahu bagai persisnya. Itu juga yang saya pikirkan bagaimana sistemnya tapi saya katakan, kalau ada mahasiswa yang bisa ya bagus,” tuturnya.
Ketika dikonfirmasi soal lomba yang menuai polemik tersebut, Andi Tamaruddin enggan berkomentar lebih jauh. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada panitia pelaksana.
“Terserah panitia, kalau tidak ada yang bisa bertanggung jawab dengan hal itu,” kata Andi Tamaruddin.
Lomba MTQ antar mahasiswa tersebut akan diikuti perwakilan setiap program studi di Unsulbar. Setiap peserta adalah mahasiswa yang masih aktif dan terdaftar di pangkalan data dikti. Peserta yang juara akan mewakili Unsulbar ke tingkat nasional pada MTQ antar perguruan tinggi di Indonesia yang akan digelar di Malang, Jawa Timur. (Irwan)
Berikut daftar lomba MTQ mahasiswa Unsulbar :
- Tilawatil Al-qur’an/ membaca Al-qur’an dengan tilawah (putra/putri)
- Tartil Al-qur’an/ membaca Al-qur’an tanpa tilawah (putra/putri)
- Hifzil Al-qur’an 5 juz/ menghafal Al-qur’an 5 juz (putra/putri)
- Hifzil Al-qur’an 10 juz/ menghafal Al-qur’an 10 juz (putra/putri)
- Hifzil Al-qur’an 20 juz/ menghafal Al-qur’an 20 juz (putra/putri)
- Qira’at Sab’ah/ membaca Al-qur’an dengan tilawah dengan qira’ah tujuh (putra/ putri)
- Khathil Al-qur’an dekorasi/ menulis indah ayat Al-qur’an (putra/putri)
- Fahmil Al-qur’an/ cerdas cermat Al-qur’an (tiga orang)
- Syarhil Al-qur’an/ penysyarah/ penjelas Al-qur’an (3 orang)
- Karya Tulis Ilmiah Al-qur’an (putra/putri)
- Debat kandungan Al-qur’an dengan bahasa Inggris (putra dan putri)
- Debat kandungan Al-qur’an dengan bahasa Arab (putra dan putri)
- Desain aplikasi komputer Al-quran
Tags : Unsulbar