
Rusdi (berpeci) dan kedua anaknya menerima bantuan tunai dari mahasiswa S3 Wollongon Australia dan dari Komisioner KPU Sulbar. Bantuan diserahkan pimpinan umum Mandar News Grup, Rizaldy (kemeja putih). Foto: Abd. Majid
Majene – Beban keluarga Rusdi sedikit terobati. Seorang mahasiswa program doktor (strata tiga/S3) di Wollongon Autralia berempati dengan memberinya uang tunai. Sumbangan juga diperolehnya dari Komisioner KPU Sulbar.
Bantuan dari mahasiswa Australia dan dari anggota KPU Sulbar itu diserahkan Pimpinan Mandar News Grup, Rizaldy Eta, langsung kepada keluarga Rusdi, Selasa (16/10) sore.
“Orang Indonesia yang lagi menempuh pendidikan S3 di Autralia menitip amanah kepada saya untuk menyerahkan bantuannya kepada keluarga Pak Rusdi. Mahasiswa tersebut tersentuh hatinya untuk membantu setelah membaca beritanya di mandarnews.com,” kata Rizaldy di saat penyerahan bantuan dari mahasiswa S3 yang tak mau dituliskan namanya itu.
Bantuan itu sebesar 250 dollar Australia setelah dicairkan menjadi Rp 2,6 juta. Dana itu ditransfer ke rekening Rizaldy. Mahasiswa tersebut sempat berbicara langsung dengan Rusdi melalui video call. Tapi mungkin disebabkan jaringan yang kurang lancar sehingga pembicaraan keduanya terputus-putus.
Dalam percakapan mereka, mahasiswa Autralia itu berharap dengan sedikit bantuan itu bisa meringankan beban Rusdi dan keluarganya.

Sedangkan Rusdi dalam percakapan itu, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Ia juga mendo’akan semoga Allah SWT melancarkan studi mahasiswa itu di Australia dan melancarkan segala urusannya.
Komisioner KPU Sulbar, Farhanuddin, juga meringankan tangannya memberi bantuan yang juga dititip kepada Rizaldy untuk disampaikan kepada Rusdi dan keluarganya.
“Besaran uang dari mahasiswa S3 Australia itu saya tahu besarannya karena ditransfer ke rekening kami. Sedangkan besaran bantuan dari pak Farhanuddin saya tidak tahu jumlahnya karena diserahkan dengan amplop dan saya sama sekali tidak membuka amplopnya. Jadi saya tidak tahu berapa nilainya,” jelas Rizaldy.
Pasca selamat dari hantaman ombak, Rusdi tak lagi dapat melaut. Mesin dan pukatnya pada peristiwa itu terpaksa harus dibuang. Dikarenakan ia lebih mengutamakan keselamatan diri dan kedua anaknya. Ia menduga dengan mengurangi beban perahunya ia bisa lebih mudah mengantisipasi hantaman gelombang yang mendera perahunya yang menyebabkan perahunya tidak seimbang sehingga perahunya terbalik dan nyaris meluncur ke dasar laut.
Beruntung setelah bisa mengurangi beban pada perahu katintingnya, perahu Rusdi bisa mengapung. Lalu ia dan kedua putranya berusaha berpegangan pada perahu yang masi terbalik itu.
Dari cerita yang terpatah-patah, mungkin karena masih trauma, terungkap bahwa ternyata Rusdi tidak pandai berenang. Begitupun dengan Hermansyah putranya yang masih duduk di bangku kelas tiga SD (saat kejadian mengenakan jersey milih Muller pemain Bayern Munich Jerman nomor punggung 13). Sementara Salman Putra pertamanya pandai berenang. Itulah yang menyebabkan mereka nyaris menemui ajal di tengah laut.
“Beruntung Allah masih memberi kami bertiga kesempatan untuk hidup. Karena setelah terkatung-katung bergelantungan di perahu yang terbalik, perahu nelayan dari Desa Batutaku menemukan kami dan menderek kami ke desa kami,” ungkap Rusdi
Saat menutup pertemuan dengan mandarnews.com sore itu, Rusdi beserta istrinya Sardiana menitipkan terimakasih kepada orang-orang yang telah mengulurkan kebaikan kepada keluarga mereka.
Ia berjanji akan memanfaatkan bantuan yang diterimanya dengan sebaik-baiknya. Menurutnya ia tidak trauma untuk kembali melaut. Ia akan tetap melaut karena lautlah sumber nafkah bagi keluarganya.
Saat mandarnews.com akan pamit, Rusdi dengan polos mau membagi sedikit reseki yang didapatnya itu, alasannya untuk pembeli bensin. Tapi mandarnews menegaskan untuk menyampaikan amanah tanpa pamrih. Mandarnews.com akan tetap mempertemukan orang-orang yang mau mengulurkan bantuannya kepada mereka yang membutuhkan tanpa mengharapkan apa-apa selain kepuasan bis membantu sesama sesuai dengan kemampuan.
Di tempat terpisah dan waktu berbeda, Kepala Desa Bonde-Bonde, Nuruddin, menyatakan siap untuk memberikan bantuan mesin katinting 9 PK satu unit pada tahun depan.
Kepala desa ini juga menyatakan turut bedukacita atas musibah yang menimpa warganya. Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena Pemerintah Desa Bonde-bonde, utamanya kepala desa tidak hadir di tengah-tengah masyarakat di saat Rusdi dan anaknya mengalami tragedi.
“Kebetulan saya pribadi pergi ke Kalimantan karena ada acara keluarga yaitu acara perkawinan dari saudara kami di Pulau Karassiang,” tutur Nuruddin, Rabu (17/10) di ruang kerjanya.
Kontributor : Abd. Majid