Mahasiswa dan pemuda Mamasa berunjuk rasa
Mamuju, mandarnews.com – Ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kabupaten Mamasa berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (28/10/2019).
Massa menuntut percepatan penyelesaian pengerjaan jalan yang menghubungkan Tabone-Nosu-Pana.
Salah satu orator aksi asal Nosu, Yosgi Wirantara mengatakan, daerah mereka dianaktirikan karena hingga 15 tahun usia Provinsi Sulbar, akses jalan tak juga tersentuh.
“Kami dari Mamasa, khususnya Tabone-Nosu-Pana merasa dianaktirikan. Hingga 17 tahun terbentuknya Kabupaten Mamasa dan 15 tahun usia Provinsi Sulbar, akses jalan kami masih belum terbuka,” sebut anggota Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Nosu (IPPMN) itu.
Sementara Ketua Kesatuan Mahasiswa Kabupaten Mamasa, Richy Rikardo menyampaikan, kopi hasil sumber daya alam dari Pana’ merupakan kopi terbaik kedua se-Indonesia tetapi aksesnya terisolir.
“Kopi terbaik kedua Indonesia terdapat di Pana’, tetapi karena jalan yang buruk sehingga tidak dikenal sebab petani lebih memilih menjual ke Toraja yang lebih dekat aksesnya,” ujar mahasiswa yang kerap disapa Ando itu.
Sedangkan Novli Revian, mahasiswa asal Pana mengutarakan, hingga beberapa tahun, pengerjaan jalan yang kurang lebih 54 kilometer itu baru dikerjakan sepanjang 4.900 meter sehingga masyarakat sangat menderita.