
Majene, mandarnews.com – Lembaga Adat Adolang merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H yang dirangkaikan dengan gelar budaya tradisi adat Adolang, Massaulaq dan Mappasiombok. Serta pelantikan kelengkapan struktur pengurus Anaq Pattola Adat Adolang.
Acara tersebut dilaksanakan Minggu, 24 Desember 2017 di Papposi Banua, Adolang, Desa Banua Adolang, Kecamatan Pamboang di bekas lahan rumah adat “Sapo Kaiyang”.
Acara ini dimulai dengan rombongan orang tua yang menggendong anak-anak berusia 7 sampai 9 tahun yang disaula’. Mereka menggunakan pakaian adat Mandar sembari diiringi oleh rombongan parrawana (penabuh rebana). Tiba dilokasi acara, anak-anak yang akan di Saulaq diarahkan untuk menempati tempat yang telah disediakan.
- Baca kumpulan berita : Adolang
Massaulaq berasal dari Bahasa Mandar, dari kata Saulaq. Saulaq adalah kata penggalan dari dua kata, pettiru’dusang dan pamulang. Pettiru’dusang diambil dari sa, sedangkan pamulang diambil ula’ jadilah kata saula’. Artinya asal-usul para leluhur masyarakat Adolang atau pettiru’dusuang pamulang banne tau peneneatta’ (asal usulnya leluhur).
Massaulaq adalah pesan leluhur kepada anak-cucunya, melalui upacara adat dengan bahasa simbol bahwa engkau adalah berasal dari keturunan dan leluhur yang satu yang saling mengikat. Yakni dari to manurung di Buttu Dato Karappuanna Adolang.
Menurut bentuk dan pelaksanaannya, saulaq dapat dibedakan menjadi empat, antara lain :
1.Saulaq Biasa, dilaksanakan oleh masyarakat adat Adolang pada umumnya.
2.Saulaq Kaiyang, dilaksanakan oleh para pemangku adat Adolang.
3.Saulaq Indo Banua dilaksanakan oleh Indo Banua di Sapo Kaiyyang(Rumah Adat Adolang).
4.Saulaq to Manurung dilaksanakan oleh perangkat adat Adolang di Buttu Dato Karappuanna Adolang.
Ada berbagai macam persiapan yang harus disiapkan dan disajikan guna pelaksanaan acara Massaulaq. Seperti telur ayam mentah, pelita, beras, beras ketan, buah kelapa, bubur kacang hijau, pinang, sirih dan lain-lain. Masing-masing memiliki makna filosofis terkait jumlah dan peruntukannya.
Akhir dari prosesi Massaulaq yaitu pembacaan Syahadat oleh anak-anak yang telah di Saulaq yang dibimbing oleh Kadhi Adolang didampingi Pappuangan Adolang (Ketua Adat Adolang).
Jika disimpulkan secara harfiah, massaulaq adalah melakukan atau menyampaikan pesan leluhur melalui upacara adat dalam rangka mengislamkan atau khitanan, pernikahan serta pelantikan pemangku adat yang dinyatakan dengan bahasa simbol atau disimbolkan kepada anak dan cucunya.
Bahwa, engkau berasal dari satu turun-temurun yang terhimpun segala harapan dan cita-cita. Bahwa engkau adalah calon pemimpin atau anaq pattola yang harus menjadi suri teladan, menerangi masyarakat ke jalan yang benar, serta dapat memakmurkan lahir dan batin.
Selain dihadiri oleh perangkat Lembaga Adat Adolang, Pemerintah Desa Adolang, Anaq Pattola Adolang dan masyarakat juga hadir di tengah-tengah acara mewakili Bupati Majene, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Burhan yang memberikan sambutan dan apresiasi terhadap pelestarian Budaya tradisi adat Adolang.
Serta memberikan penyampaian tentang program kerja Pemda Majene dibawah kepemimpinan Bapak Bupati Majene, Fahmi Massiara, khususnya dibidang pertanian dan peternakan.
Yarfan yamin, selaku ketua panitia pelaksana acara dalam laporannya mengucapkan terima kasih kepada semua keluarga besar masyarakat Adolang yang telah memberikan bantuan hingga terlaksananya acara tersebut.
Ia berharap pada generasi muda mudi Adolang (Anaq Pattola) untuk terus mengkaji sejarah Budaya tradisi adat Adolang (Jas merah-jangan sekali-kali melupakan sejarah) dan bersama-sama untuk menjaga dan melestarikannya. (***)
Tulisan : Pengurus Lembaga Adat Adolang, Muhammad Kausar.