Menag menerima tamu undangan di rumah dinasnya. Sumber foto: kemenag.go.id
Jakarta, mandarnews.com – Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin menggelar open house Idul Fitri 1440 H di rumah dinas Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (05/06).
Sejumlah tokoh lintas agama tampak hadir dalam open house yang rutin dilakukan setiap 1 Syawal ini.
Direktorat Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama (Kemenag), Thomas Pentury misalnya, yang hadir bersama empat orang pendeta, menjadi delegasi pertama yang datang ke rumah dinas Menag, delegasi ini tiba pukul 09:00 WIB.
Setelah itu, datang berturut-turut delegasi umat Hindu, umat Buddha, bahkan Ketua umat Bahai di Indonesia.
Sementara Menag yang hadir didampingi Trisna Willy Lukman Saifuddin tiba sekitar pukul 10:00 WIB, dan terlihat langsung bercengkerama dengan para tamu.
“Satu jam menunggu Menag sambil menikmati hidangan yang tersedia tidaklah sia-sia,” beber Thomas Penthury yang mengaku disambut hangat oleh Menag.
Ia berpendapat, sambutan Menag seolah delegasinya adalah saudara sesama muslim.
“Kedatangan kami ini sebagai bentuk penghargaan sekaligus rasa syukur atas umat muslim yang telah merayakan hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa, ” tukas Thomas.
Menurutnya, ini adalah sebuah tradisi yang patut dihargai dan disyukuri. Ia sebagai bagian dari Kemenag dan juga umat Kristen di Indonesia tentu turut bersyukur bersama seluruh umat muslim di Indonesia.
Waktu terus beranjak siang, tamu yang datang pun semakin banyak, seolah tanpa henti. Menag pun tampak antusias menyambut para tamu yang juga berasal dari unit eselon I maupun Kantor Wilayah Provinsi Kemenag.
Menag Lukman yang ditemui di sela kesibukannya menerima tamu mengungkapkan, setiap kali open house, sejumlah elemen bangsa dari berbagai agama dan suku memang datang ke rumah dinasnya.
“Ini terjadi karena Idul Fitri sesungguhnya adalah sarana yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia untuk saling memaafkan,” imbuh Menag.
Ia menjelaskan, tindakan memaafkan tidak hanya dilakukan antara sesama muslim saja, tapi juga antara muslim dengan non muslim, yang semuanya merupakan hamba Allah SWT.
“Semua dosa hamba-Nya akan diampuni selagi hamba itu meminta agar dosa-dosanya diampuni, kecuali dosa antara seorang hamba dengan hamba yang lain,” ujar Menag.
Ia mengaku bersyukur hidup di tanah air Indonesia karena Idul Fitri di negeri ini menjadi tradisi orang saling memaafkan. Baik antara sesama muslim maupun antara muslim dengan non muslim, sesama anak bangsa.
“Tradisi baik di negeri ini dimulai dan dilestarikan oleh para wali yang menyiarkan Islam di awal kedatangannya, ” terang Menag.
Sebab itu, lanjutnya, jika tradisi ini jarang ditemui di negara lain, hendaknya tradisi baik ini disyukuri oleh segenap anak bangsa. (rilis Kemenag)
Editor: Ilma Amelia