Majene – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene, Sabtu 12 November 2016 di Mesjid Agung Ilaykal Mashir pagi tadi. Pada kesempatan itu, Lukman mengaku punya ikatan batin dengan Majene.
Baca : Menteri Agama Resmikan STAIN Majene
Ia menceritakan, pada saat kali pertama naik haji tahun 1991 silam, ia pernah punya pengalaman dengan jamaah haji asal Majene. Saat itu ia sebagai petugas jamaah haji non Kelompok Terbang (Kloter).
Menjelang shalat ashar, pada salah satu sektor yang berjarak sekitar 600 meter dari Masjidil Haram, ia menemukan salah satu jamaah yang tersesat. Tidak tahu arah pulang ke pemondokan. Kondisi jamaah haji wanita tua berumur sekitar 60 tahun itu sangat lemah, bahkan hampir dehidrasi.
“Saya lihat gelangnya kemudian maktabnya dan diketahui jamaah dari Majene dalam kondisi sudah sangat capek dan hampir dehidrasi. Saya papah dan antar ke pemondokannya,” cerita Lukman saat memberikan sambutan.
Setelah itu, jamaah asal Majene tersebut kemudian langsung ditangani dokter kloter. Lukman segera kembali ke Masjidil Haram untuk menunaikan shalat ashar. Ia berada di Masjidil Haram hingga memasuki waktu shalat magrib.
Ia pun heran. Tiba-tiba jamaah haji asal Majene yang ditolongnya itu tiba-tiba berada didepannya. Jaraknya sekitar 20 meter darinya dan tersenyum kepada Lukman. Namun Lukman tidak sempat untuk berbicara dengan ibu tua itu.
“Betapa cepat pemulihan kesehatannya karena tadi menjelang ashar kondisinya sangat lemah, sudah lemas sekali. Berjalan juga sudah sulit dan saya papah. Dia memberikan senyum kepada saya kemudian saya balas senyumannya. Hanya itu komunikasi dengan dia, setelah itu saya berpisah,” kisahnya.
Keesokan harinya, ia ke pemondokan jamaah haji asal Majene tersebut untuk menemui ketua kloter. Seperti biasa, tugas Lukman setiap harinya memeriksa kloter dan membuat laporan semua kejadian yang terjadi. Tapi ia kaget, ternyata jamaah yang ditolongnya itu ternyata sudah meninggal sebelum ia ketemu di Masjidil Haram ba’da shalat magrib.
“Saya kaget sekagat-kagetnya. Lalu siapa yang saya temui ba’da magrib itu di Masjidil Haram? Kisah itu selalu saya kenang. Ternyata yang senyum ibu-ibu dari Majene kepada saya ternyata sudah meninggal, dia wafat ba’da ashar. Itulah kenapa antara saya dengan Majene memiliki ikatan batin tersendiri,” kenang Lukman. (Irwan)