Ustadz Zulfikar saat memberikan bantuan sembako kepada salah seorang lansia
Polman, mandarnews.com – Akhir-akhir ini di media sosial sering muncul postingan tentang orang-orang yang butuh bantuan. Tak lama setelah postingan itu, muncul postingan berikutnya tentang orang yang diposting sebelumnya telah mendapatkan bantuan.
Postingan ini ternyata berasal dari sebuah komunitas yang peduli terhadap persoalan sosial yang dihadapi masyarakat. Komunitas itu bernama Kom Lima Maasayangngi yang dipimpin ustadz Zulfikar.
Gerakan komunitas ini begitu cepat menemukan kaum marjinal yang butuh kepedulian. Kecepatannya bahkan bisa dibilang melebihi akselerasi jurnalis, terbukti beberapa berita terinspirasi dari postingan komunitas ini. Rupanya hal itu bisa terjadi karena komunitas ini ditopang oleh relawan yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Mereka tersebar di berbagai wilayah di Sulsel-Sulbar.
Ustadz Zulfikar kepada media ini mengungkap latar belakang komunitas. Kom Lima Maasayangngi lahir satu tahun lalu ketika bencana dahsyat menimpa Palu (Gempa, Tsunami dan Likuifaksi).
“Dari bencana itu muncul keprihatinan akhirnya saya bertekad memberikan bantuan. Waktu itu saya sendiri yang antar langsung donasinya. Lantas orang-orang memberi saran untuk membuat lembaga,” tutur Zulfikar by phone kepada redaksi Mandar News, Kamis (26/9/2019).
Apa yang dilakukan Zulfikar menarik perhatian orang-orang yang memiliki kepedulian yang sama. Akhirnya mengalir kepercayaan dan bantuan untuk mendukung kegiatan kemanusiaan itu.
Saat ini, donatur komunitas ini semakin bertambah. Tak hanya berasal dari Sulsel – Sulbar, tapi telah merambah ke Papua dan Jakarta. Seiring itu, komunitas ini pun memperluas aksi kemanusiaannya. Berbagai aspek mereka bantu. Misinya meliputi berbagai bidang, mulai dari keagamaan, pendidikan, kesehatan, bedah rumah, hingga kepada peduli lansia.
Dalam aspek keagamaan, mereka ada program sehari beragama. Pada program ini mereka mendatangi desa-desa terpencil yang dinilai jauh dari sentuhan siraman keagamaan. Di sana dilakukan majelis taklim, khutbah Jumat. Ada juga program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an. Semuanya gratis.
Untuk aspek Kesehatan, komunitas ini membantu warga yang sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Bagi yang tidak memiliki BPJS akan dibantu diuruskan.
Dalam segi pendidikan, Kom Lima Maasayangngi mencari anak-anak yang putus sekolah lalu diupayakan bisa sekolah kembali. Mereka diberikan perlengkapan sekolah.
Program bedah rumah juga mereka punya. Lansia miskin yang rumahnya tidak layak huni, mereka bantu membedahnya.