Menanggapi adanya aturan yang mengatur terkait pembukaan nomor rekening bagi para imam di Bank Sulselbar Cabang Majene, para imam kembali angkat bicara terkait isu tersebut. Salah satunya Imam Mesjid Raya Malunda, Adnan Alqadri.
Menurut Adnan, lebih afdalnya disalurkan
langsung ke tempat tinggal masing-masing para imam.
"Tepatnya itu kalau di salurkan langsung di daerah masing-masing," kata Adnan, di kediamannya Sabtu, 3/10/2015.
Adnan menilai, jarak tempuh yang dilalui misalnya, dari Kecamatan Malunda maupun dari kecamatan Ulumanda akan butuh pengorbanan ketika insentif harus di terima langsung di Bank Sulselbar Majene.
"Biaya yang akan dikeluarkan ketika ke ibukota Majene pasti banyak. Lebih-lebih imam dari Kecamatan Ulumanda, pasti akan butuh ongkos yang cukup banyak," ungkap Adnan, menantu dari Almarhum Pokkali Malunda ini.
Adnan menambahkan, ke depan Pemkab Majene diharapkan agar jangan hanya para imam diberikan insentif. Tapi juga perangkat masjid lainnya.
"Jangan hanya imam yang diberikan insentif. Harusnya para Katte dan bidal, itu juga harus diberikan insentif. Karena kenapa, di
mesjid-mesjid yang lain juga menuntut untuk diberikan insentif," tambahnya.
Hal senada dikatakan, Muh. Asmadi Imam Mesjid Assasus Taqwa Pao-pao, Kelurahan Lamungan Batu, Kecamatan Malunda.
Menurut Asmadi, meskipun dirinya sudah membuka nomor rekening sejak bulan Puasa lalu. Namun
dirinya masih tidak setuju dengan adanya aturan tersebut.
"Saya kurang setuju kalau seorang imam harus membuka nomor rekening di Bank Sulselbar Majene. Karena biaya yang akan kami keluarkan ke depan ketika insentif kami cairkan di bank Sulselbar pasti banyak. Padahal gaji kami
tidak seberapa," ungkapnya.
Malahan kata Asmadi, ada teman seprofesinya dari Kecamatan Ulumanda enggan membuka nomor rekening, gara-gara biaya dikeluarkan ketika
hendak ke Majene cukup banyak.
"Malahan ada saudara saya kemarin dari Ulumanda , dia tidak mau membuka nomor rekening dikarenakan jarak yang cukup jauh. Sewa ojek katanya tiga ratus ribu rupiah PP, itu hanya sewa ojek. Ditambah lagi
biaya ke ibukata Majene," ungkap Muh. Asmadi.
Asmadi yang sudah 7 tahun jadi imam di Mesjid Assasu Taqwa Pao-pao menambahkan bahwa mumpung insentif belum juga dicairkan Pemkab Majene hingga saat ini, dirinya Pemkab Mejene mengembalikan ke aturan sebelumnya terkait penyaluran insentif bagi para imam.(ady)