Polman, mandarnews.com – Tumpukan sampah yang menghasilkan bau menyengat kembali dikeluhkan masyarakat Kabupaten Polewali Mandar sebulan ini.
Para pedagang di Pasar Wonomulyo, Pekkabata, dan Polewali menyoroti tumpukan sampah yang mengakibatkan jumlah pembeli menurun.
Begitu pun para pedagang di kawasan wisata Pantai Bahari yang tengah menghadapi masalah serius akibat tumpukan sampah yang semakin hari kian menggunung.
Masalah kebersihan ini tidak hanya membuat area pasar dan tempat wisata menjadi tidak nyaman, tetapi juga menyebabkan turunnya jumlah pengunjung yang berakibat pada merosotnya omzet mereka.
Sampah yang menumpuk, mulai dari plastik hingga sisa makanan, terlihat mengotori setiap sudut pasar dan tempat wisata.
Aroma tak sedap dan pemandangan kumuh dari tumpukan sampah menjadi pemandangan sehari-hari, membuat wisatawan enggan untuk datang dan masyarakat enggan berbelanja di pasar.
Salah satu pedagang di Pasar Wonomulyo Ardi mengungkapkan bahwa masalah ini sudah berlangsung cukup lama.
“Pembeli sekarang banyak yang mengeluh dan bahkan beberapa mengurungkan niatnya untuk belanja karena kondisi pasar yang kotor. Sampah yang menumpuk tidak hanya mengganggu, tapi juga mengurangi kenyamanan dan membuat pasar terlihat kumuh,” ujar Ardi, Selasa (24/9).
Pedagang lainnya, Anisa mengeluhkan bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik membuat jumlah pengunjung menurun drastis.
“Saya penjual sangat dirugikan gunungan sampah Pasar Wonomulyo. Tolong ada tindakannya. Kalau begini mi sampah di tempat ta bagaimana kita nyaman berjualan, baunya tidak sedap pembeli enggan lewat,” kata Anisa.
Di kawasan wisata Pantai Bahari, keluhan serupa datang dari para pedagang.
Lokasi wisata yang seharusnya menjadi tempat yang bersih dan nyaman kini justru dipenuhi tumpukan sampah, membuat pengunjung merasa risih.
Penurunan jumlah pengunjung dan pembeli ini memukul perekonomian para pedagang lokal.
Banyak pedagang kini mengeluhkan sulitnya mencapai target penjualan harian.
Mereka berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata untuk menangani masalah sampah ini.
Masalah sampah di kawasan wisata dan pasar ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Tidak hanya berdampak pada kenyamanan pengunjung, tetapi juga berimbas pada perekonomian lokal yang bergantung pada sektor wisata dan perdagangan.
Pedagang dan masyarakat berharap adanya solusi segera, seperti penambahan tempat pembuangan sampah sementara, peningkatan frekuensi pengangkutan sampah, serta kampanye kesadaran kebersihan bagi masyarakat dan wisatawan.
Dengan lingkungan yang lebih bersih, para pedagang optimistis jumlah pengunjung dan pembeli akan kembali meningkat, sehingga roda perekonomian lokal dapat berputar lebih baik.
Permasalahan sampah di Polman memang memerlukan perhatian serius dan penanganan yang profesional.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah, volume sampah yang dihasilkan juga meningkat pesat.
Masalah ini tidak hanya berdampak pada estetika lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat dan kelestarian ekosistem setempat.
Penanganan sampah di Polman selama ini masih menghadapi berbagai kendala, mulai dari kurangnya fasilitas pengolahan sampah yang memadai, tempat pemrosesan akhir (TPA), hingga rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Misalnya, banyak masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan, bahkan di sungai atau saluran air, yang kemudian menyebabkan banjir dan pencemaran lingkungan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah profesional yang melibatkan berbagai pihak.
Contohnya, penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, seperti TPA yang dikelola dengan baik, fasilitas daur ulang, serta sistem pengumpulan sampah yang efisien.
Selain itu, perlu adanya regulasi yang jelas dan penegakan hukum yang tegas untuk mencegah pembuangan sampah sembarangan.