Pembangunan Pasar Lembang di Kelurahan Lembang, Kecamatan Banggae Timur menuai kritik dari berbagai kalangan. Pasalnya pembangunan pasar yang akan menjadi pusat keramaian ini dibangun disamping jalan Trans Sulawesi ini dituding akan mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas.
Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulbar, Asnawi mengatakan, pasar tersebut pasti akan menimbulkan kemacetan. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah daya beli masyarakat tehadap kendaraan semakin tinggi.
“Intinya pasar ini pasti akan menimbulkan kemacetan, ditambah lagi dibangun dekat SPBU, dekat Unsulbar dan hotel. Ini sudah sesuai regulasi tidak?,” kata Asnawi, Selasa (9/2/2016).
Asnawi juga menyesalkan pemda tidak mencari lokasi lain untuk pembangunan pasar untuk menghindari kemacetan arus lalu lintas.
“Kenapa pemda tidak mencari lokasi pembangunan yang lain? Mengapa bukan pusat pertokoan yang dimanfaatkan? Lantai dua kan tidak berfungsi maksimal, itu hanya ditempati orang kursus, itu kan tempat penjualan, bahkan dijadikan gudang oleh penjual yang berada di lantai satu dan bahkan ada warga yang jadikan tempat tinggal,” katanya
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Usaha Kecil dan Menengah (Diskoperindag) Kabupaten Majene, Hasdinar mengatakan, Pasar Lembang yang hampir rampung tersebut tidak akan menimbulkan kemacetan.
“Pasar itu tidak akan menimbulkan kemacetan karena akan dipagar, penjual berada didalam dan konsumen yang ingin membeli harus masuk dalam pasar. Ada tempat parkir yang luas,” kata Hasdinar.
Hasdinar menambahkan, model pasar Lembang yang akan dijadikan sebagai sentra oleh-oleh khas Majene ini tidak akan sama dengan pasar yang berada di kecamatan. Pasalnya, setiap hari pasar pada pasar kecamatan seperti Pasar Pamboang, Sendana dan Malunda selalu menimbulkan kemacetan.
“Tidak akan sama dengan pasar di kecamatan-kecamatan karena ini pasar pusat oleh-oleh, tidak akan ada penjual yang berada di luar pasar (bahu jalan) karena kami akan tindak tegas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman, Kebersihan (Disperkimber) dan Tata Ruang Kabupaten Majene, Efendy Gasong mengatakan, pembangunan pasar tersebut tidak masuk dalam perencanaan Disperkimber dan Tata Ruang. Menurutnya pembangunan pasar tersebut karena ada kelebihan anggaran dari pemerintah pusat.
“Dari pada dikembalikan dananya, mereka (Diskoperindag) minta pandangan kepada bupati. Salah satu tanah milik pemda yang kosong ya ada disana (bekas terminal induk). Jadi memang itu tidak direncanakan disana hanya ini keadaan memaksa. Kan rugi kalau uangnya dikembalikan,” kata Efendy.
Senada dengan Hasdinar, Efendy Gasong juga mengatakan pasar tersebut tidak akan menimbulkan kemacetan. Menurutnya, pasar tersebut tidak akan seramai dengan pasar pada umumnya.
“Disana kan pasti animonya warga terbatas. Pengunjungnya hanya penduduk sekitar dan pengguna jalan,” katanya.
Pasar Lembang ini dibangun atas kerja sama antara Kementerian Perdagangan RI dengan Pemerintah Kabupaten Majene. Dana pembangunan pasar ini berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang sarana perdagangan tahun anggaran 2015. Direncanakan pasar yang akan menjadi sentra oleh-oleh khas Majene ini akan beroperasi Maret 2016 mendatang. (Irwan)