Pengambilan sumpah jabatan tiga pejabat eselon III Kanwil BPN Sulbar, Selasa (9/2).
Mamuju, mandarnews.com – Usai diporak-porandakan gempa 6,2 magnitudo pada 15 Januari lalu, suasana perkantoran di kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) terus berjalan. Meski kini, sejumlah instansi berdinas di tenda darurat.
Seperti yang terlihat pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sulbar pada Selasa (9/2), Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) BPN Sulbar Herjon Panggabean melantik tiga pejabat eselon III di dalam tenda yang difungsikan sebagai kantor darurat karena aula kantor yang rusak akibat gempa.
Pelantikan dilaksanakan dengan hikmat dan berjalan lancar dalam tenda yang dibangun di halaman Kanwil BPN di tengah kompleks perkantoran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar.
Ketiga pejabat yang dilantik adalah Kartini Tajuddin, Oki Harien Purnomo, dan Suwono Budi Hartono. Kartini dilantik menjadi Kepala Bidang (Kabid) Penataan dan Pemberdayaan, Oki sebagai Kabid Pengadaan Tanah dan Pengembangan, serta Suwono sebagai Kepala Kantor Pertanahan Pasangkayu. Oki promosi dari pejabat fungsional di Kanwil Sulbar dan Suwono promosi dari Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Kantor Pertanahan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur menggantikan Sukidi yang mutasi ke lingkungan Kanwil BPN Jawa Timur.
“Mutasi dan promosi adalah hal biasa dalam sebuah organisasi yang terus bergerak untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan pasti akan terjadi pada setiap orang yang menduduki jabatan karena ada mutasi ke wilayah lain sehingga ada pula yang promosi. Oleh sebab itu, bekerja sebaik-baiknya, berkinerja tinggi, dan jaga integritas,” kata Herjon dalam sambutan pelantikan.
Setelah acara pelantikan dengan penyerahan bantuan dana kepada perwakilan pegawai dan pensiunan korban gempa yang melanda Mamuju dan Majene dengan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1) lalu, pada kesempatan itu juga dilakukan pemberian santunan kepada seorang pegawai pemerintah non pegawai negeri yang anggota keluarganya menjadi korban jiwa.
“Kami sangat berdukacita karena tiga orang anggota keluarga kami menjadi korban. Pegawai kami tersebut seorang ibu yang hingga saat ini belum mau meninjau rumah sakit karena trauma dan belum siap untuk menahan pedih hatinya ketika harus melihat barang-barang seperti mainan putra satu-satunya yang baru berumur 9 tahun yang menjadi korban,” ujar Herjon lirih.
Penyerahan bantuan dana yang diberikan kepada 85 PNS maupun non PNS dan 13 pensiunan BPN yang diwakili oleh 3 orang PNS/non PNS dan 1 orang pensiunan.
Lebih lanjut saat dikonfirmasi soal penarikan sertifikat manual dari tangan masyarakat dan menggantikannya dengan sertifikat elektronik, Herjon membantahnya.
“Itu tidak benar, Bapak Menteri kan sudah meluruskannya dalam pers yang diadakan beberapa waktu lalu,” sebut Herjon.
Penerapan sertifikat elektronik tidak serta merta, lanjutnya, pelaksanaannya akan dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan pilot project di DKI dan Surabaya, menyusul di Bali dan Bandung.
“Provinsi kita belum. Ini pun dimulai dengan sertifikat elektronik pada tanah instansi pemerintah, badan usaha, dan masyarakat yang datang memintanya,” tutup Herjon.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia