
Proses pembuatan perahu padewakang/ Foto : Muhammad Ridwan Alimuddin
Bukulukumba, mandarnews.com – Kebudayaan maritim Indonesia kembali akan menjadi pusat perhatian di jantung Eropa. Setelah diundang menghadiri festival maritim terbesar di Eropa (mewakili benua Asia), Brest Maritim Festival 2012 lalu, kali ini menjadi bagian penting dalam Europalia Arts Festival 2017.
Indonesia akan menjadi Guest Country pameran yang dilaksanakan tiap dua tahun tersebut sejak 1969, yang berpusat di Belgia dan beberapa negara Eropa. Diantaranya Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Austria, dan Polandia.
Festival Seni Europalia akan berlangsung selama tiga bulan, Mulai 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018. Indonesia menyiapkan dua pameran untuk Festival Europalia, yaitu Pameran Ancestor dan Pameran Archipel.
Pameran Archipel akan dilangsungkan di Museum la Boverie, Liege. Di Pameran Archipel itulah akan ditampilkan kebudayaan bahari Nusantara. Adapun yang akan menjadi pusat perhatian di Archipel adalah perahu padewakang yang dibuat di Tana Beru Bulukumba.
“Badan atau bagian utama perahu dibuat di Bulukumba, adapun bagian-bagian lain seperti layar karoroq dan tali-tali tradisional dibuat di Mandar,” kata Muhammad Ridwan, pemerhati kebudayaan bahari Nusantara dari Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) yang terlibat di pembuatan perahu padewakang.
“Layar ditenun oleh wanita di Kampung Lanu Campalagian lalu dibuat layar oleh nelayan Pambusuang. Adapun tali yang terbuat dari ijuk dan sabut kelapa dipintal di Lambe, Karama,” lanjutnya.
Menurutnya Ridwan, proses awal pembuatan perahu padewakang dimulai April 2017. Bagian utama perahu di Juni. Perahu tidak disempurnakan sebab akan dibongkar juga agar memudahkan pengirimannya. Proses pembongkaran dilangsungkan awal September yang diawasi langsung Horst Liebner, peneliti maritim.
“Esok kontainer datang jemput. Nanti tanggal 15 dikapalkan ke Jakarta. Rencana tiba di Museum Nasional tanggal 20 dan kemudian tanggal 25 September dikirim ke Belgia menggunakan pesawat udara. Dari hasil pencatatan, ada kurang lebih 300 bagian perahu dengan total beratnya 3,8 ton,” jelas Ridwan.
Untuk merakit perahu di Belgia yang ukurannya sekitar 12 meter, lebar tiga meter dan tinggi lebih dua meter, tukang yang membuat perahu padewakang akan dibawa serta. Mereka terdiri dari Muhammad Ali Jafar, Muhammad Usman Jafar, Bahri dan Harli. Mereka akan didampingi Horst Liebner dan Muhammad Ridwan. Mereka rencananya berangkat ke Belgia akhir September atau awal Oktober.
Perahu padewakang/ Foto : Muhammad Ridwan Alimuddin
Europalia adalah pameran kebudayaan. Selain kebudayaan bahari, juga akan ada 228 agenda budaya yang terdiri dari 69 pertunjukan tari dan teater, 71 pertunjukan musik, 36 karya sastra, 38 film, dan 14 pameran. Indonesia merupakan negara ASEAN pertama, sekaligus negara Asia keempat yang menjadi Guest Country dalam Festival Seni Europalia.
Sebelumnya ada Republik Rakyat Tiongkok (RRT), India, dan Jepang, yang telah menjadi Guest Country di Festival Seni Europalia. Sebagai Guest Country Festival Europalia tahun 2017, Indonesia akan mengangkat tema “Heritage, Contemporary, Creation, and Exchange”.
“Keikutsertaan di Europalia adalah kebanggaan tersendiri bagi kita yang dikenal sebagai suku berorinteasi bahari. Awalnya sih sandeq juga diharapkan ikut, tapi karena ada pertimbangan teknis. Jadi diputuskan padewakang saja, perahu yang sudah punah yang merupakan cikal bakal perahu pinisi,” pungkas Ridwan. (Irwan Fals)