Ratusan anak-anak umur SD hingga SMP terlibat saling serang di depan Mesjid Nurul Hidayah, Tanjung Batu, Kelurahan Labuang, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sabtu (9/7/2016). Aksi saling serang dengan baku tembak menggunakan senjata mainan tersebut berujung saling pukul antar dua kelompok anak tersebut.
Aksi tersebut menjadi tradisi tahunan di daerah tersebut berlangsung setiap sore hari saat menjelang dan setelah lebaran. Aksi baku tembak antara kelompok dari Tangnga-tangnga bergabung dengan Parappe berhadapan kelompok dari Tanjung Batu dan Binanga.
Dari pantauan Mandar News, aksi yang berujung aksi baku pukul tersebut dimulai pukul 16.00 hingga menjelang magrib. Awalnya baku tembak, saat mereka berhadapan dengan jarak dekat maka langsung berubah dengan aksi saling pukul. Bahkan, salah satu dari mereka terlihat berdarah pada bagian kepala karena terkena pukulan.
Beruntung, aksi baku pukul antar kelompok tersebut meredah setelah aparat Kepolisian Resort (Polres) Majene tiba di lokasi kejadian. Anggota polisi mengamankan situasi dan menyita sejumlah senjata mainan.
Menurut salah satu warga, Nasrul, aksi tersebut sangat meresahkan warga sekitar. Apa lagi pengguna jalan. Sejumlah warga bahkan mengurungkan niatnya melintas pada jalan tersebut dengan mengalihkan kendaraan.
"Ini butuh perhatian masyarakat dan pemerintah setempat. Sangat meresahkan. Anak-anak ini adalah generasi penerus jadi harus dikontrol agar tidak terus seperti ini. Punya mental-mental anarkis," kata Nasrul.
Sementara salah satu warga lainnya sangat menyayangkan perilaku anarkis tersebut. Ia menyarankan agar senjata mainan yang membahayakan tersebut tidak dijual bebas di pasaran.
"Penjualnya yang harus ditindak. Kenapa tembak begitu dijual bebas? Itu sangat membahayakan," kata salah satu warga yang enggan untuk disebutkan namanya. (Irwan)