
Gedung Baru. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Majene telah memiliki gedung baru di bekas Kantor SKB Majene.
Majene, mandarnews.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Majene selama ini berkantor di gedung serba guna Boyang Assamalewuang. Hal itu membuat Pemerintah Daerah (Pemda) selalu dapat sorotan dari masyarakat.
Sebab, keberadaan perpustakaan di lantai 2 gedung tersebut sangat terganggu. Apalagi saat Assamalewuang dipakai acara pernikahan. Pengunjung tidak nyaman untuk membaca sebab pada lantai 1 terdapat acara yang menimbulkan suara bising.
Oleh karena itu, Pemda telah membangun Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan baru di Jalan Ammana Pattolawali. Lokasi pembangunan kantor baru tersebut berada di bekas gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang telah dirobohkan.
Gedung baru tersebut selesai dibangun sejak tiga bulan yang lalu. Namun hingga kini, pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan belum juga pindah ke gedung itu.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Andi Pawiloi beralasan, proses pemindahan terkendala dua hal. Antara lain, biaya pemindahan yang belum cukup dan pada gedung baru juga tidak tersedia air.
“Begini, saya bilang sama Pak Sekda, sebenarnya kami mau cepat tapi kondisi air belum ada. Sementara diperbaiki, makanya kami belum pindah,” kata Andi Pawiloi, Kamis 9 November 2017 malam.
“Disamping itu, kami juga terkendala dana karena kita tidak bisa bergerak karena tidak ada dana,” lanjutnya.
Untuk mempercepat pemindahan, saat ini pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan telah melakukan berbagai upaya. Menurut Andi Pawiloi, rencananya proses pemindahan akan dilakukan Desember mendatang.
Sementara itu, Bupati Majene, Fahmi Massiara punya tanggapan berbeda. Ia ingin proses pemindahan segera dilakukan agar perpustakaan menempati gedung baru.
“Saya suruh pindah, pindah cepat, apa yang jadi masalah? Tidak ada air? Saya sudah bantu air, saya bantu mesin, saya bantu tower dan sudah ada disana,” tegas Fahmi Massiara, Jumat 10 November 2017 sore.
Fahmi Massiara menyarankan, agar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan tidak usah membuat acara mewah saat pemindahan. Sebab, dana yang dibutuhkan akan membengkak.
“Mereka mau buat acara tapi tidak usah. Pokoknya ule-ule (bubur kacang ijo) saja, nanti disana baru finishing. Yang penting pindah dulu, tidak usah gunting pita atau apa,” jelas Fahmi Massiara. (Irwan Fals)