
RDP antara Pemkab Polman dan DPRD Polman, Selasa (29/6) di aula Kantor DPRD Polman.
Polman, mandarnews.com – Untuk pengurangan dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Polewali Mandar (Polman) menerapkan inovasi metode pengelolaan sampah tuntas atau kosamtu dengan menempuh langkah pembuatan 6 tungku bakar sampah untuk mengolah 40 ton sampah per hari menjadi briket, pupuk, serta daur ulang sampah lainnya yang berdampak ekonomi bagi masyarakat.
Hal ini mengemuka saat rapat dengar pendapat (RDP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar (AIM), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Pekerjaan Umum (PU), dan pemuda Kecamatan Luyo, Selasa (29/6) di aula Kantor DPRD.
Hadir di kesempatan ini, salah seorang tim ahli Universitas Mataram Nusa Tenggara Timur (NTT) Profesor Sri Tejowulan yang menerangkan terapan teknologi tungku bakar sampah adalah cara pengelolaan sampah yang melibatkan pembakaran sampah secara tertutup di tempat tertentu.
Bupati Polman AIM mengemukakan, penanganan sampah ke depan agar terkelola sampai tuntas, maka dilakukan pembuatan tungku bakar, jika yang tadinya membuat briket sekarang ini dapat dibuat pupuk.
“Kita akan buat di Polman pengelolaan pupuk bahwa kita mau tuntaskan 40 ton sampah, di Polewali Mandar ini harus membuat enam tungku itu tidak ada bau, bersih, dan nilai ekonomi bernilai tinggi. Ini dapat secepatnya dilakukan pembuatan tungku, nanti kita cari daerah mana yang ditempatkan tungku,” terang AIM.
Untuk pelaksanaannya, Pemkab akan membuat Peraturan Bupati. Hal ini pun telah mendapat dukungan DPRD Polman. Pasalnya, inovasi ini dapat diartikan untuk kemajuan dapat diefektifkan penggunaannya oleh Pemkab.
“Tungku ditempatkan di sisi TPA dibangun untuk mengelola 40 ton sampah yang tiap hari diangkut armada di TPA dan kemudian dikelola sehingga tidak terjadi penumpukan, bahkan dapat bermanfaat untuk masyarakat,” tandas AIM.
Profesor Sri Tejowulan menjelaskan, dengan mengefektifkan pengelolaan sampah yang tepat, akan menunjang nilai peningkatan ekonomi masyarakat.
“Tempat yang dikelola itu bersih, melihat saluran bagus, dan pengambilan operasional bagus yang berhasil dikelola pemerintah daerah itu, rata- rata kurang 20 persen dari total harian sampah jadi rata-rata nasional itu hanya sekitar 18 persen dan sisanya itu dikelola orang-orang yang bekerja di bidang rongsokan dengan kelola sampah yang baik di TPA dengan ditunjang lanskap persawahan dapat menjadi tempat wisata edukasi,” terang Profesor Sri.
Jufri Mahmud selaku Ketua DPRD Polman menilai, metode kosamtu dapat efektif dan efesien dilaksanakan di daerah Polman.
“Desain tim pakar akademisi dengan metode pengolahan sampah, kosamtu yang digambarkan itu efektif dan efesien karena dapat dibangun di setiap desa atau kecamatan sistem bakar melalui sampah itu sendiri, jadi dapat direalisasikan terkait anggarannya dapat duduk bersama untuk realisasinya,” tutup Jufri. (Rls)
Editor: Putra, Ilma Amelia