Pemkab bersama Komisi III DPRD serta RSUD Majene meninjau langsung ruangan poli jiwa, Kamis (19/5), usai pengguntingan pita.
Majene, mandarnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene melalui Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Abdul Rahim telah meresmikan ruangan pelayanan poli jiwa, rehabilitasi narkoba, serta poli Pelayanan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene, Kamis (19/5).
Peresmian ruangan yang ada di lantai dua Gedung B RSUD tersebut juga dihadiri Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Majene serta pihak lainnya.
Mewakili Bupati Majene, Abdul Rahim mengingatkan agar kiranya ketika ada peresmian seperti itu, panitia menyiapkan berita acara karena resminya suatu kegiatan ada pada berita acara dan semua yang ada dalam kegiatan diurai dalam berita acara dan meminta agar segera dibuatkan berita acara dan dilengkapi Kartu Inventaris Ruangan (KIR).
“Harusnya gedung juga dilengkapi KIR, sehingga pada saat diresmikan sudah diketahui semua item atau isi gedung yang diresmikan,” jelas Rahim.
Meski demikian, mantan Inspektur Inspektorat Majene itu bersyukur karena itu adalah pertama kali adanya poli jiwa di Majene.
“Artinya, satu peningkatan lagi di fasilitas kesehatan di Majene sehingga diharapkan ke depan pengelolanya lebih bagus, sesuai dengan petunjuk-petunjuknya, dan dapat meminimalisir keluhan atau kritikan dari masyarakat,” ujar Rahim.
Ia pun percaya pelayanan poli jiwa akan dibenahi sedikit demi sedikit dan berharap fasilitas yang diresmikan dapat bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya Majene.
Rahim juga mengucapkan selamat kepada RSUD Majene dan mengajak untuk terus bahu-membahu memperbaiki pelayanan.
Sementara itu Abdul Wahab, Ketua Komisi III DPRD Majene menyebutkan, ini adalah satu poin tersendiri untuk RSUD Majene yang tadinya belum memiliki poli jiwa dan saat ini sudah memiliki.
“Mudah-mudahan ini juga bisa menjadi satu poin tambahan untuk menjadi alat ukur atau indikator untuk bisa meningkatkan atau naik kelas dari tipe C bisa menjadi beralih status menjadi tipe B,” kata Abdul Wahab.
Hal itu, lanjutnya, merupakan harapan semuanya, bukan hanya milik RSUD dan Pemkab Majene tapi milik masyarakat Majene dan kalau bisa ditingkatkan menjadi milik Sulawesi Barat.
“Ketika RSUD naik kelas, setidaknya nanti bisa menjadi rujukan dari daerah-daerah lain,” harap Abdul Wahab.
Ia turut mengapresiasi RSUD Majene yang banyak membuat inovasi, terutama dalam persoalan pengelolaan manajemen serta pengelolaan lain yang dapat menjadi penunjang sebagai pusat layanan masyarakat dalam bidang kesehatan.
“Kami juga berharap peresmian tidak dianggap hanya sebagai acara peresmian, tapi betul-betul menjadi awal mulai memerbaiki pelayanan yang maksimal,” ungkap Abdul Wahab.
Pihaknya juga telah keliling meninjau ruangan yang lain, itu akan membuat DPRD Majene bisa meningkatkan lagi fungsinya, baik fungsi bersifat yang memberikan saran, kritikan, demi untuk kepentingan dan kebaikan bersama.
“Kami DPRD memiliki tiga fungsi, budgeting, pengawasan, dan legislasi. Kami akan tentu menggunakan fungsi-fungsi ini terhadap mitra kerja, termasuk RSUD Majene. Kami juga siap menerima masukan-masukan dari masyarakat, termasuk terkait pelayanan kesehatan di RSUD Majene. Gedung sudah terbangun, tinggal bagaimana untuk merencanakan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya agar terkoneksi semua fungsi pelayanan yang baik,” sebut Abdul Wahab.
Dokter Oto, dokter di poli jiwa mengatakan, poli jiwa sudah bisa menerima pasien, baik itu pasien gangguan jiwa berat, sedang, atau ringan.
Dokter Oto menjelaskan, gangguan jiwa berat itu seperti orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sementara gangguan jiwa sedang dan ringan masuk dalam kategori orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa.
“Selain pelayanan kesehatan jiwa, kami juga menerima pemeriksaan kesehatan rohani. Jadi, pemeriksaan kesehatan ada dua, yakni rohani dan jasmani, sehat rohani bisa juga dilakukan yang biasanya menjawab soal 567 nomor,” ungkap Dokter Oto.
Dengan adanya poli jiwa, pemeriksaan kejiwaan sudah bisa dilakukan di Majene tanpa harus ke luar daerah lagi.
“Ketersediaan obat cukup memadai. Apalagi senjata utama bagi kesehatan jiwa adalah obat karena gangguan terutama adalah gangguan transmiter di otak,” imbuh Dokter Oto.
Gangguan jiwa sedang dan ringan sekarang trend-nya sudah berubah. Dulunya penyakit infeksi, sekarang yang utama adalah gangguan mental seperti yang mengarah pada diabetes, jantung, terutama depresi dan cemas dan bisa berubah menjadi sakit kepala, nyeri ulu hati, dan susah tidur malam hari.
“Itu semua gejala kecemasan sehingga saya menyarankan agar ketika mengalami gejala langsung ke poli jiwa,” tutup Dokter Oto. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia