Puluhan murid SDN 24 Luaor, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene terpaksa belajar di dapur sekolah. Pasalnya, jumlah ruang kelas yang tersedia di sekolah ini tidak mampu menampung jumlah murid.
Kondisi yang tidak menggambarkan Majene sebagai kota pendidikan di Sulawesi Barat ini telah berlangsung sejak 2 tahun terakhir. Murid yang seharusnya belajar pada ruangan kelas yang memadai terpaksa belajar di dapur yang disulap menjadi kelas.
Ruangan dapur yang disulap jadi kelas yang ditempati kelas 1 B hanya berukuran 5×2 meter. Saat belajar murid melantai tanpa menggunakan bangku. Selai itu siswa belajar dengan menggunakan meja panjang menghadap tembok dan saling membelakangi antar siswa.
Selain memanfaatkan ruangan dapur, pihak sekolah juga menyulap parkiran sekolah menjadi ruangan kelas. Dengan berdinding dan beratapkan seng, para siswa rela berpanas-panasan dalam kelas saat belajar. Kondisi ini membuar para siswa kelas 1 A sulit untuk berkonsentrasi.
Sebelumnya pihak sekolah memberlakukan sistem gelombang atau belajar secara bergantian. Murid yang tidak memiliki kelas ada yang masuk siang dan ada yang masuk pagi, namun itu tidak efektif karena siswa menjadi malas untuk datang sekolah.
Kepala SDN 24 Luaor, Nursam Muchtar mengaku telah berkal-kali dijanji oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Majene untuk segera dibangunkan kekurangan kelas. Bahkan pihak Disdik sudah berkali-kali meninjau sekolah ini.
"Tahun lalu (2014) kami juga dijanji akan dibangunkan ruangan kelas pada tahun 2015 tapi belum terealisasi, tahun ini kami dijanji lagi untuk tahun 2016 nanti, semoga kali ini pihak dinas menepati janjinya dan membangunkan kekurangan kelas untuk murid kami," kata Nursam.
Saat dikonfirmasi via telepon, Selasa (15/12/2105), Kadisdik Majene, Anwar Lazim berjanji akan membangunkan ruangan kelas di SDN 24 Luaor untuk memenuhi kekurangan ruangan kelas.
"Itu kami sudah masukan dalam anggara tahun 2016 untuk pembangunan kekurangan ruang kelas mereka," kata Anwar Lazim.
SDN 24 Luaor memiliki gedung berlantai dua dan memiliki 10 ruangan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan jumlah rombongan belajar yang paralel dari kelas 1 A, 1 B sampai 6 A dan 6 B berjumlah 12 rombongan belajar. Sekolah ini memiliki 268 murid dengan rata 22 murid setiap rombongan belajar.
Hingga saat ini pihak sekolah hanya bisa pasrah lantaran harus bersabar lebih lama lagi melakukan proses belajar mengajar dengan segala keterbatasan. Pihak sekolah berharap kepada Disdik Majene untuk memenuhi janjinya untuk menambah ruangan kelas untuk memenuhi kekurangan jumlah kelas yang tersedia. (Irwan)