Polres Majene menangkap dua warga Malunda terkait dugaan pengeroyokan terhadap salah satu anggota Polsek Malunda, Bripda Afrisal, Kamis (28/1/2016) kemarin. Warga Malunda yang ditangkap diantaranya, Kepala Lingkungan Banua, M. Yadul, Rusman, ZK (sebelumnya tertulis SK), RN, dan UN masih buron.
Orang tua Rusman, Suyuti, tidak terima anaknya digelandang ke Polres Majene. Menurutnya, Rusman hanya berniat untuk menolong Bripda Afrisal yang sedang diamuk massa. "Dia (Rusman) itu kasian baru datang dari pesta, lihat ada orang dimassa, dia kemudian selamatkan Bripda Afrisal kemudian dibawa ke rumah kepala lingkungan," kata Suyuti
Suyuti juga menyesalkan cara polisi menangkap Rusman. Kata Suyuti, saat Rusman ditangkap polisi memukulinya. Polisi datang dan langsung mengeroyok Rusman dalam kamarnya. "Polisi masuk rumah hanya bertanya mana Rusman dan langsung masuk kamar kemudian keroyok Rusman sampai pintu. Saya bilang, jangan pukuli anakku, silahkan bawa tapi jangan dipukuli," katanya.
Sementara itu, istri Muh. Yadul, Rusnawati membantah bahwa suaminya terlibat pemukulan. Saat kejadian, Bripda Afrisal diteriaki pencuri oleh warga yang berada di depannya saat dikejar-kejar pemuda. Teriakan ini spontan membuat jumlah massa bertambah banyak.
"Polisi itu dikeroyok massa hingga jatuh tersungkur. Kita tidak bisa tunjuk pelakunya siapa karena ini massa, jumlahnya banyak. Rusman kemudian datang dan menolong polisi dan membawa ke teras rumah saya," kata Rusnawati.
Sampai di rumah, menurut Rusnawati, Bripda Afrisal kemudian duduk di teras dan ditanya oleh warga. Namun, ia tidak mengaku sebagai petugas malah tambah banyak bicara dan sok jago.
"Dia (Bripda Afrisal) itu sok jago, arogan, mabuk baru sombong lagi. Dia kan petugas seharusnya, mengayomi masyarakat, masa dia seperti itu?," katanya.
Lanjut Rusnawaty, Tingkah Bripda Afrisal kembali mengundang emosi massa. Massa kemudian kembali memukul polisi tersebut. M.Yadul dan Rusman pun menarik polisi itu masuk ruang tamu untuk diselamatkan.
"Massa tetap masuk memukul polisi itu. Saya teriak menyuruh massa keluar dan pintu rumah dikunci untuk menghalangi massa. Salah itu kalau bilang dikunci rumah kemudian dipukuli didalam. Polisi ini diselamatkan, Suami saya dan Rusman hanya berniat untuk melerai, malah dia jadi sasaran (ditangkap)," ungkap Rusnawati.
Rusnawati belum mengetahui kondisi suaminya dan Rusman pasca ditangkap dan menjalani pemeriksaan di Polres Majene. Pasalnya, saat ingin menjenguk, dia dan keluarganya tidak diizinkan oleh Kapolres.
"Entahlah karena simpang siur berita dirawat atau tidak di Rumah Sakit karena banyak keluarga yang masuk tapi tidak diperbolehkan sama kapolres, ada apa? kenapa kami tidak bisa dipertemukan? kami hanya sekedar liat. Kita berupaya ketemu dengan keluarga untuk melihat konidisinya," keluhnya.
Kapolres Majene, AKBP Sonny Mahar BA mengatakan kepada sejumlah wartawan, izin jenguk akan diberikan setelah pemeriksaan.
"Nanti akan diberi fasilitas karena masih dalam pemeriksaan nanti kalau sudah pemeriksaan baru bisa dijenguk," kata AKBP Sonny.
Hingga saat ini, Rusnawati dan keluarga belum melakukan upaya hukum terkait penangkapan suaminya. "Kalau dari saya pribadi kita mau menuntut keadialan tapi kepada siapa kami minta keadilan, terus terang, saya buta yang namanya beginian," kata Rusnawati. (Irwan)