Kondisi SDN 38 Pao-pao Kecamatan Malunda butuh perhatian serius dari pemerintah. Foto : Busriadi
Majene, mandarnews.com – Sepertinya sekolah yang satu ini luput dari perhatian. Soalnya, ada sekolah yang pagarnya masih bagus tapi sudah diperbaharui. Sementara sekolah ini sejak berdirinya belum ada pembangunan pagar.
Tak hanya pagar sekolah, sekolah yang terletak Pao-Pao ini juga sangat membutuhkan tanggul. Pihak sekolah menamakannya tanggul mini. Disebut mini karena berukuran kecil yang berfungsi untuk menahan erosi aliran sungai yang ada di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 38 Pao-Pao ini. Lahan sekolah ini terancam pengikisan.
Kami berharap ada bantuan dari pemerintah pembangunan tanggul mini sekaligus pemagaran karena sekolah ini rawan banjir. Setiap hujan deras air dari sawah masuk ke pekarangan sekolah,” kata Kepala SDN 38 Pao-pao, Bakri, ketika ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (14/07/2018).
Katanya, untuk panjang pembangunan tanggul mini tersebut berkisar enam puluh lima meter dari arah Selatan. Tanggul mini ini sekaligus akan menjadi batas sekolah dan persawahan.
Menurut Bakri, persoalan kebutuhan sekolahnya sudah beberapa kali diusulkan ke dinas terkait namun hingga saat sekarang belum ada realisasinya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Komite SDN 38 Pao-Pao, Mahyuddin, mengakui jika kondisi sekolah tersebut sangat memprihatinkan dan butuh segera dilakukan penanganan.
“Selaku perwakilan orang tua siswa, memang SDN 38 Pao-Pao butuh perhatian serius khususnya dari segi penanganan banjir,” ungkap Mahyuddin.
Menurut Mahyuddin, jika terjadi hujan deras maka terjadi genangan air hingga setinggi lutut orang dewasa dan merangsek masuk ke ruang kelas.
Karena di depan sekolah ini atau jalur masuknya terdapat sungai maka tentu dibutuhkan jembatan dengan bentang hanya 5-7 meter. Jembatan yang ada sekarang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Jembatan ini terbuat dari kayu yang dibangun swadaya. Padahal dibutuhkan jembatan dengan konstruksi yang lebih bagus demi akses jalan masuk sekolah dan keselamatan siswa.
Kondisi di atas baru yang terlihat dari luar sekolah. Memasuki pekarangan, anda akan terkesima karena belum pernah ada penimbunan. Tanahnya masih asli bekas sawah. Sehingga sekolah ini butuh penimbunan lalu pemasangan paving blok. Pekarangan sekolah ini terlihat sangat memprihatinkan ketika turun hujan. Seluruh pekarangan sekolah digenangi air. Genangan bahkan sampai ke ruang kelas.
Di dalam ruang kelas pun tidak seperti sekolah pada umumnya saat ini. Sekolah ini masih berlantaikan lantai semen. Tidak ada tegel apalagi porselin.
“Jadi tidak layak sebenarnya ditempati anak-anak untuk belajar. Jadi, ketika anak-anak kalau menyapu (debu) berputar di dalam ruangan,” ujar Mahyuddin. Mahyuddin meminta perhatian serius dari pemerintah terkait.
Sekolah ini terletak di Kelurahan Lamungan Batu , Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Wilayah pertama yang dijumpai ketika masuk kota kecamatan Malunda. Sekolah ini tidak berada di jalan poros tapi sekitar 20 meter ke arah kanan dari jalan poros Majene – Mamuju. Sekolah ini memiliki 7 ruang kelas dengan siswa sebanyak 90 orang.(Busriadi)