Polman, mandarnews.com – Sekretariat DPRD (Sekwan) Sulawesi Barat terus berupaya mengatasi masalah stunting, kemiskinan ekstrem, anak tidak sekolah, perkawinan anak, dan pengendalian inflasi melalui program 4+1.
Kali ini, fokus program ditujukan ke Kecamatan Mapilli dan Limboro, dengan 14 paket sembako, termasuk 14 rak telur dan 14 karung beras 5 kilogram untuk penderita stunting.
Pantauan lapangan menunjukkan perubahan positif bagi penderita stunting di wilayah tersebut. Sekretaris DPRD Sulbar, Abd Wahab Hasan Sulur, berharap konsistensi ASN, terutama di lingkup sekretariat, dalam melakukan intervensi akan menghasilkan penanganan efektif terhadap masalah 4+1.
“Dengan konsisten, kita pasti bisa menangani masalah 4+1 ini kedepannya. Saya harapkan, peran seluruh pihak dalam penanganan masalah ini,” ujar Abd Wahab pada Jumat (3/11/2023).
Kepala Desa Napo, Basri, menyatakan dukungannya terhadap keberlanjutan program ini, melihat potensi untuk menekan angka stunting.
Kasubag Analisis Hukum Ahli Muda, Abd Rauf, menjelaskan bahwa intervensi di Desa Napo mencakup edukasi terkait penanganan masalah 4+1 Sulbar. Selain stunting, edukasi juga diberikan mengenai dampak pernikahan usia dini, dengan memberikan pendampingan kepada pasangan muda agar tidak melahirkan bayi stunting.
“Karena dengan nikah muda itu akan berdampak bagi kesehatan ibu dan anak baik fisik maupun secara psikis, namun karena ini sudah terlanjur terjadi, kami harapkan kepada keluarga ini agar menunda kelahirannya karena ini berisiko dari sisi kesehatan apalagi kalau belum siap untuk hamil, ini bisa mengakibatkan calon bayi nantinya lahir dengan tidak sehat atau stunting,” jelas Rauf.