Salah satu peralatan diklat pengolahan kakao di BDI Makassar
Majene. mandarnews.com – Kabupaten Majene dibawah pemerintahan Fahmi Massiara – Lukman gencar melakukan terobosan dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan di daerahnya. Setelah penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding/nota kesepahaman) dengan BDI (Balai Diklat Industri) Surabaya, kini bersiap melakukan penandatanganan MoU dengan BDI Makassar.
Penandatanganan MoU dengan BDI Surabaya yang dilaksanakan Rabu (15/03) di Surabaya, Jawa Timur, terkait pelatihan dan penempatan tenaga kerja dengan sistim “3 in 1”. Peserta diklat diberi pelatihan, sertifikasi dan penempatan di industri garmen di Solo Jawa Tengah.
Setelah BDI Surabaya, kini Pemkab Majene menggagas kerjasama dengan BDI Makassar. BDI Makassar adalah Pusat pelatihan di bidang pengolahan kakao, rumput laut dan kemasan. Saat ini, Pemkab Majene melirik bidang pengolahan kakao.
“Dasar pemikirannya adalah Majene penghasil kakao tapi tidak ada insdustri yang dihasilkan dari olahan kakao,” kata Irwan Susanto, Staf Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Bappeda Majene yang menjadi Fasilitator antara Pemkab Majene dengan BDI Makassar.
Irwan yang dihubungi via ponsel, Jumat (17/03) mengatakan, BDI Makassar telah menyatakan persetujuan dan tinggal menunggu penandatangan MoU. Mengenai MoU, draft sudah ada tinggal akan diserahkan ke dinas teknis.
Salah satu poin dalam MoU menyatakan, Pemkab Majene menyiapkan peserta diklat sebanyak 50 orang dan menyiapkan ruang kelas.
“Pihak BDI Makassar akan datang ke Majene memberikan pelatihan, semua yang berkaitan dengan pelatihan ditanggung BDI Makassar kecuali ruang kelas pelatihan,” jelas Irwan.
Calon peserta diklat akan direkrut dari kelompok industri kecil menengah (IKM) sebanyak 5 kelompok. Masing-masing kelompok akan mengutus 10 orang peserta diklat. Mengenai jadwal pelaksanaan Diklar, Irwan belum bisa memastikan tapi kemungkinan, kata dia, setelah Idul Fitri. (rizaldy)
Baca juga : Bupati Teken MoU dengan BDI Surabaya