
Saat siswa-siswi SDN 20 somba, selesai melaksanakan salat dhuha, Sabtu (08/09) pukul 09.33 Wita
Majene – SD Negeri 20 somba Kecamatan Sendana Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat (Sul-Bar) saat ini memiliki siswa-siswi 121 orang. Sekolah berpredikat SD unggulan atau sekolah model di Kecamatan sendana.
Menyandang SD favorit di Kecamatan Sendana, para guru di sekolah tentu merasa berkewajiban menggembleng siswa-siswinya bukan hanya cerdas namun memiliki akhlak yang baik.
Salah satu cara untuk menggembleng anak untuk memiliki akhlak yang baik, tentunya dengan pendidikan karakter, dimana salah satunya mengajarkan salat Dhuha kepada anak didiknya mulai dari kelas 3 hingga kelas 6 selama hari sekolah setiap pukul 09.00 wita.

Penyelenggaraan salat Dhuha berjamaah dilaksanakan di musallah Al-Ikhlas milik SDN 20 Somba. Semuanya ikut salah karena mereka juga memang kesemuanya beragama islam.
“Setiap hari sekolah kami guru-guru disini, mengajak siswa-siswi kelas 3 hingga kelas 6 untuk salat dhuha, ini juga salah satu pendidikan karakter, dan tentunya mengajarkan anak sejak dini bahwa salat itu penting,” jelas Kepala Sekolah SDN 20 Somba, Saharuddin Tahir, S.Pd, saat ditemui di kantornya, Sabtu (08/09).
Ternyata bukan hanya shalat dhuha, siswa-siswi ini juga sebelum pulang sekolah, mereka bersama guru-guru setiap hari sekolah kecuali hari Jum’at melaksanakan salat dzuhur berjamaah.
“Kami juga merasa nyaman karena sebelum pulang sekolah kami salat berjamaah bersama guru guru dan siswa siswi, namun pada hari Jum’at aktififitas tersebut tidak dilaksanakan, karena jadwal sekolah hanya sampai pukul 11.30 Wita, dan memilih shalat Jum’at di Mesjid,” lanjut Saharuddin.
Penyelenggaraan salat berjamaah sangat memungkinkan karena adanya musallah di SDN 20 somba. Musallah ini mulai didirikan dari 1 Maret 2017 dan di resmikan dan digunakan pada 1 Maret 2018. Musallah ini diresmikan oleh Wakil Bupati Majene, H Lukman, S.Pd. M.Pd.
Pembangunan musalla melalui sokongan antara para guru dan orang tua murid, bahkan nama musallah Al-ikhlas itu dinamai dari hasil kesepakatan orang tua siswa.
“Pembangunan Mushalla Al-ikhlas mulai dari pemasangan pondasinya dimulai dari 1 Maret 2017, sedikit demi sedikit kami kerjakan, tentunya hasil sokongan antara guru dan orang tua siswa, bahkan nama mushallah Al-ikhlas di namai oleh orang tua murid, tentunya berdasarkan hasil kesepakatan,” tutup Saharuddin.(haslan)