Diera pemerintahan Presiden Joko Widodo,
pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan LPTK telah mencetuskan program
Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Melalui
program SM-3T ini, pemerintah mempunyai harapan besar kepada semua alumni
Yayasan Masyarakat SM-3T Institute untuk tidak berhenti mengabdi dalam
mengedukasi anak negeri. Program SM-3T merupakan salah satu Program Maju
Bersama Mencerdaskan Indonesia.
Yayasan
Masyarakat SM3T yang mulai dicetuskan pada 6 September 2011 lalu, sekarang sudah
memiliki alumni sebanyak 5 angkatan. Tenaga pengajar SM 3T diharapkan untuk
berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah yang tergolong
3T, sebagai penyiapan pendidikan profesional yang akan dilanjutkan dengan
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sekaligus menjadi dasar untuk mengikuti
pendidikan profesi guru bagi para alumni SM-3T semua angkatan.
Tepat
pada ulang tahun SM 3T yang ke-5, para alumni bersama peserta SM 3T angkatan
ke-6 memusatkan kegiatannya di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Sasaran pertama program SM3T yakni MA Nurul Ilmi Panggalo, salah satu sekolah
tertinggal di Kecamatan Campalagian.
Menurut
Sahrir, mewakili Tim SM 3T, bahwa teman – temannya angkatan ke-6 akan berada di
Sulawesi Barat selama kurang lebih satu tahun. Sejak 3 September 2016 lalu,
sebanyak 54 orang peserta SM 3T sudah berada di Polewali Mandar. Sebelum
ditugaskan disejumlah sekolah di Polewali Mandar, selama 4 hari mulai 3 – 6
September 2016, mereka melaksanakan program kerjanya di MA Nurul Ilmi Panggalo
Kecamatan Campalagian. Kemudian para tenaga pengajar SM 3T melanjutkan
kegiatannya di SMP Katumbangan, dan beberapa sekolah lainnya di Kecamatan
Campalagian.
Sebanyak
40 orang siswa peserta didik MA Nurul Ilmi Panggalo yang mengikuti program
SM3T. Dalam melaksanakan kegiatannya, mereka menggelar perkemahan dan
pembelajaran di Desa Padang Timur, Kecamatan Campalagian. Ada banyak program dilaksanakan
di madrasah yang baru berusia 3 tahun tersebut, baik pembelajaran dalam ruang
kelas maupun diluar sekolah. Sejumlah program SM-3T tersebut, diantaranya,
Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Kerohanian,
Kesenian, Senam, Hasta Karya, dan Outbound.
Semua
program SM 3T ini, kata Sahrir, dimaksudkan bagaimana kita bisa membangkitkan
daya belajar anak, serta minat dan bakatnya. Outboud misalnya, selain kita
memberikan pelajaran kepada siswa, kita juga memperkenalkan keunggulan alam,
dimana siswa tidak hanya dihadapkan pada tantangan intelegensi, tapi juga fisik
dan mental.
Begitupun
kesenian, selain pelajaran ini menyenangkan, disini juga kita memperkenalkan
ragam seni budaya yang ada di nusantara. Para siswa bisa mengenal tarian –
tarian di daerah lain, seperti tarian dari papua, jawa, Sumatera, Sulawesi, dan
lainnnya.
Selain
itu, pihak SM 3T seusai melaksanakan programnya, mereka juga menyalurkan
bantuan SM 3T Peduli kepada sejumlah siswa peserta didik berupa perlengkapan sekolah,
seperti pakaian seragam sekolah lengkap, alat tulis, serta buku – buku pelajaran.
“Dalam
menyukseskan program SM 3T ini, kami berharap adanya kerjasama dari pihak Pemda
Polewali Mandar. Karena penempatan teman – teman tenaga pengajar SM 3T masih
banyak yang belum tepat sasaran. Dari 54 orang angkatan ke-6 sebagian besar
ditempatkan di sekolah – sekolah di perkotaan.
Padahal tujuan utama dari program SM 3T adalah sekolah – sekolah yang
tergolong masih tertinggal dan terpencil,” sebut Sahrir, alumni SM 3T angkatan
pertama. (arja)