Peserta didik di Malunda pulang dari jadwal biasanya akibat adanya isu yang beredar di kalangan masyarakat akan terjadi gempa diserta tsunami, Senin 1 Oktober 2018. Foto Busriadi
Malunda – Sekolah di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, mulai dari tingkat TK hingga Sekolah Menegah Atas (SMA/sederajat) memulangkan peserta didiknya akibat takut terjadi gempa susulan. Issu akan adanya gempa susulan pasca terjadinya gempa di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Senin 1 Oktober 2018 pukul 00.53 Wita dini hari.
Salah seorang guru di Malunda mengaku terpaksa memulangkan peserta didik karena para orang tua meminta untuk dipulangkan anaknya akibat takut gempa dan tsunami.
“Banyak masuk telepon orang tua siswa agar dipulangkan anaknya. Mereka takut akan terjadi gempa disertai tsunami,” tutur salah seorang guru SMA di Malunda yang enggan dituliskan namanya.
Sementara itu, Nuramalia peserta didik Madrasah Aliyah (MA) Malunda juga mengaku khawatir akan terjadi gempa.
“Kami terpaksa pulang karena khawatir terjadi gempa seperti yang terjadi tadi malam di Polewali. Jadi pulang dari jadwal biasanya,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Malunda Muslimin mengaku sudah melakukan konfirmasi ke Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Dikpora) Kabupaten Majene dan pihak BMKG Majene.
Issu gempa dan tsunami didapatkan setelah gempa yang terjadi di Polewali 3.7 magnitudo.
“Ternyata ada orang dari Polewali ke Majene menginformasikan bahwa akan terjadi juga gempa di Majene. Sehingga menyebabkan warga Majene panik hingga ke Kecamatan Malunda,” tuturnya.
Muslimin menghimbau kepada masyarakat, orang tua peserta didik agar tetap tenang seperti sedia kala.
“Insya Allah besok sekolah kembali akan normal. Pembelajaran tetap berjalan seperti biasa. Namun tetap dalam kondisi waspada,” ungkapnya.
Berkali-kali, BMKG menyatakan di berbagai saluran informasi bahwa hingga kini belum ada alat yang bisa mendeteksi bakal terjadi gempa.
Reporter : busriadi