Rumah wakil Bupati Majene, Lukman yang terpilih pada Pilkada 9 Desember 2015 lalu tiba-tiba dikepung oleh warga, Senin (11/1/2016) pagi tadi. Pasalnya, Lukman didatangi seorang lelaki di kediamannya di Somba Utara, Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana.
Lelaki tersebut bernama Salahuddin, warga Jalan Naja Dg Nai, Kelurahan Rappo Kalling, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Maksud kedatangan lelaki kelahiran 1979 tersebut untuk pamit ke Kalimantan dan meminta uang transportasi kepada Lukman.
Lukman pun memberikan uang transpor Rp.100 ribu kepada Salahuddin. Saat hendak pamit, ternyata diluar pintu rumah ada keluarga Lukman yang mengenali Salahuddin. Bukan kali ini saja Salahuddin mendatangi Lukman, akan tetapi yang keempat kalinya.
Bahkan informasi beredar, Lukman pernah diancam untuk dibunuh oleh Salahuddin pada tahun 2011 lalu. Ancaman itu berupa mengaku dirinya pernah diminta seseorang untuk membunuh Lukman.
Informasi tersebut cepat beredar sehingga mengundang kemarahan warga. Warga ramai-ramai mendatangi rumah Lukman dengan niat menghakimi Salahuddin. Beruntung Lukman menahan massanya dan memanggil polisi. Polisi pun bertindak cepat dan mengamankan Salahuddin ke Polsek Sendana.
Kapolres Majene, AKBP Sonny Mahar Budi Adityawan saat ditemui diruangannya membenarkan kasus tersebut. Sonny mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait kasus ini. Ia menampik kalau kasus tersebut pemerasan dan ancaman.
"Bukan kasus pemerasan tapi dia (Salahuddin) diamankan karena hampir dihakimi massa." kata Sonny.
Menurut pegakuan Lukman kepada polisi, Salahuddin sudah kesekian kalinya mendatangi rumahnya.
"Lukman juga mulai jengkel karena sering didatangi orang ini. Apalagi yang didatangi ini rumah pribadinya di Sendana, biasanya kan hanya rumah jabatannya saat Lukman masih wakil ketua DPRD Majene dan saat datang dirumah Lukman, Salahuddin datang baik-baik kesana," kata Sonny.
Terkait kasus ini, Polres Majene terus melakukan pendalaman. Menurut Sonny, Salahuddin mengaku didepan polisi pernah disuruh orang untuk membunuh Lukman.
"Pengakuan itu disampaikan ke Lukman pada tahun 2011 lalu. Salahuddin mengaku ke Lukman, bila dirinya pernah diminta oleh seseorang dari Pasangkayu untuk membunuhnya dan bila berhasil diberikan imbalan. Akan tetapi, Salahuddin menolak itu. Akhirnya Lukman pun memberikan uang Rp.1 juta," kata Sonny.
Sonny pun belum bisa menyimpulkan kasus ini. Ia juga mengaku belum menghubungkan kasus tahun 2011 tersebut. Menurut Sonny, pengakuan Salahuddin tersebut akan didalami karena bisa saja mengarang-ngarang saja.
"Bisa jadi mengarang-garang saja. Akan tetapi, semuanya kita lakukan penyelidikan, untuk mengetahui benar atau tidaknya. Sebab, kita hanya berdasar pada pengakuan Salahuddin saja," katanya.
Hingga siang tadi, Salahuddin diamankan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Majene. Terkait pengamanan terhadap Lukman belum dilakukan pengamanan khusus namun tetap ada anggota Polres yang memantau untuk keamanannya. Setelah dilantik, Lukman akan dijaga khusus layaknya pejabat. (Irwan/ Foto Ilustrasi : Merdeka.com)