Tanah bergerak membuat tembok di Kantor Kelurahan Tande, Kec. Banggae Timur, retak, Senin (18/7).
Majene, mandarnews.com – Fenomena alam tanah bergerak terjadi di Lingkungan Limboro Barat Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene.
Fenomena ini telah terjadi sejak satu tahun yang lalu. Namun, sejak dua bulan terakhir kondisi ini kian parah dan makin sering terjadi sejak masuknya musim hujan.
Darman, warga setempat mengatakan, tanah bergerak ini telah merusak sebagian rumah warga dan mengancam puluhan rumah lainnya di lingkungan tersebut.
Bahkan, kejadian ini telah merusak saluran air atau perpipaan air bersih milik warga sehingga kebutuhan air bersih terkadang terkendala.
Dari pantauan di lapangan, sudah ada rumah permanen milik warga yang temboknya miring akibat pergerakan tanah. Lantai mengalami keretakan dan berongga, bahkan kedalamannya mencapai 50cm.
Tidak hanya rumah permanen yang terbuat dari batu yang menjadi korban dalam fenomena alam ini. Rumah panggung yang didesain khusus tahan bencana alam seperti guncangan gempa juga ikut terdampak.
Tiang rumah milik salah satu warga lepas dari batu dudukan tiang sehingga membuat posisi rumah menjadi tidak presisi.
Tanah bergerak juga rusak fasilitas umum
Darman menyebutkan, selain rumah warga yang terdampak akibat adanya pergerakan tanah, sejumlah fasilitas umum lainnya seperti jalan penghubung di lingkungan tersebut dan Kantor Kelurahan Tande juga turut terimbas.
Terlihat sebagian besar tembok di kantor kelurahan mengalami retak dan rongga pada bagian lantai. Retak yang ditimbulkan pun lumayan besar sehingga membuat bangunan menjadi tidak saling merekat.
Pondasi bangunan juga terlihat sudah tidak presisi dan berfungsi dengan baik. Plafon di kantor juga ambruk akibat tidak saling merekatnya penyambung karena mengalami pergeseran.
Rusaknya Kantor Kelurahan Tande membuat para pegawai harus berkantor di aula yang dianggap lebih aman. Untuk mengantisipasi agar fenomena ini tidak memakan korban, pihak kelurahan telah meminjam ruangan kosong di salah satu sekolah di Lingkungan Tande yang tidak terdampak pergerakan tanah untuk ditempati sementara.
Adanya pergerakan tanah ini juga membuat jalan rusak dan menjadi tidak rata. Bahkan, jalan penghubung di Kelurahan Tande ini terancam putus.
“Beruntung setiap kali terjadi pergerakan yang membuat jalan menjadi berlubang, langsung dilakukan swadaya perbaikan dengan cara menimbun agar jalan aman dilalui sehingga rongga pada tanah tidak dimasuki air,” tandas Darman.
Ia berharap, ada perhatian dari pemerintah bagi korban yang paling terdampak dari adanya pergerakan tanah ini dan segera meninjau langsung Kantor Kelurahan Tande agar dicarikan solusi.
Akibat fenomena ini, sebagian besar warga merasa takut. Diketahui salah satu warga juga telah pindah lokasi mengingat fenomena pergerakan tanah menjadi sering terjadi.
Warga mengaku, setiap terjadi pergerakan dibarengi dengan bunyi yang lumayan keras. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia