Sirajuddin Kabid Kedaruratan BPBD Majene (kiri) bersama Letkol Infanteri Yudi Rombe, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Bencana Alam, Gempa Bumi Kabupaten Majene
Majene, mandarnews.com – Pemerintah Kabupaten Majene melalui Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1401 Majene, Letkol Infanteri Yudi Rombe yang saat ini juga sebagai Komandan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Bencana Alam, Gempa Bumi Kabupaten Majene didampingi Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene, Sirajuddin menyampaikan bahwa masa tanggap darurat bencana gempa bumi di Majene akan berakhir 4 Februari 2021.
“Seharusnya masa tanggap darurat bencana gempa bumi di Majene berakhir pada 28 Januari, namun diperpanjang hingga 4 Februari 2021,” ungkap Sirajuddin bersama Yudi, saat melakukan konferensi pers bersama awak media, Selasa (2/2) di Rumah Jabatan Bupati Majene.
Menurut Sirajuddin, untuk masa tanggap darurat bencana saat ini hal – hal penting yang akan dilakukan Satgas penanggulangan bencana adalah evakuasi, pendistribusian logistik dan memberikan pelayanan keamanan serta pelayanan medis pada pengungsi.
“Inilah tiga hal yang akan maksimal dilakukan selama masa tanggap darurat. Dan jikapun masih ada yang belum kita tangani, maka kita akan upayakan laksanakan di masa tanggap darurat ini,” tambah Sirajuddin.
Jumlah pengungsian awalnya sekitar 29.000 orang ujar Sirajuddin, sekarang sisa sekitar 17.000, jadi beberapa masyarakat yang sebelumnya mengungsi itu sudah ada kembali ke rumah beraktivitas seperti biasanya.
Dan ada juga kembali ke rumah tapi memasang tenda di dekat rumah.
“Di masa tanggap ini, kita juga masih terus melakukan proses pendataan rumah yang rusak dan sampai saat ini sudah sekitar 6.782 jumlah rumah rusak yang terdata mulai dari tingkat kerusakan ringan, sedang hingga berat,” katanya.
Sementara Yudi menambahkan, terkait gempa, sampai saat ini sudah ada sekitar 48 kali gempa. Dengan gempa awalnya 5,9 magnitudo dan yang termasuk gempa utama adalah 6’2 magnitudo.
“Rata – rata yang lainnya gempa susulan, dan informasi dari Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa dengan skala 2 hingga 4 magnitudo kecenderungan untuk merusak sesuatu sedikit,” katanya.
Lanjutnya, saat ini Satgas penanggulangan bencana akan secepatnya melakukan evaluasi untuk seperti, apa dan bagaimana dengan pengungsi. Dan bisa kembali inventaris berapa Kepala Keluarga yang tak bisa kembali ke rumah karena memang roboh.
“Jadi jelas, kita akan carikan solusi bagi masyarakat yang tidak bisa kembali ke rumah karena tempat tinggalnya sudah roboh,” tutupnya.
(Mutawakkir Saputra)