Desa Paminggalang terletak di bagian Timur Kecamatan
Sendana, Desa ini terletak di daerah pegunungan dan menjadi pembatas antara
Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mandar. Desa ini dihuni ratusan
tentara untuk sementara. Apa yang
dilakukan tentara di desa terpencil di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat
ini ?
Keberadaan ratusan tentara di Desa Paminggalang dalam rangka membantu desa tersebut dalam pembangunan jalan sepanjang 6,200 m x 5,00 m
dan pembuatan jembatan kayu 10 m x 3 m satu unit, oleh TNI Manunggal Membangun
Desa (TMMD).
Para tentara yang tergabung dalam TMMD, awalnya hanya
berjumlah 36 orang yang dipimpin oleh Kapten (Inf) Sri Wahyudi. Selama sepuluh
hari TMMD bekerja mengumpulkan batu untuk pondasi jembatan sepanjang 10 meter.
Sementara seluruh warga, yang tentunya sangat terbantu
dalam program TMMD, bergiliran untuk bergabung membantu dalam pekerjaan jalan
ini.
Sebenarnya antusias warga yang ingin membantu TMMD sangat
besar, namun karena bertepatan untuk menjaga ladang padi mereka dari hama, yang
sudah hampir panen, terpaksa warga harus membagi waktu, dalam membantu program
pekerjaan jalan TMMD.
Setelah sepuluh hari berjibaku membabat jalan serta
mengumpulkan batu serta melalui jalan terjal, dengan kiri kanan jalan terdapat
jurang, akhirnya Kamis 07 Mei semua tentara yang berjumlah 36 orang turun
gunung untuk bergabung dalam upacara peresmian program TMMD yang bersamaan
dilakukan di seluruh Indonesia.
Pembukaan dilaksanakan di lapangan Buraq Sendana
Kecamatan Sendana. Bertindak sebagai Inspektur upacara yakni Komandan Korem
142/Tatag Kolonel (Inf) Yosua Pandit Sembiring, S.IP, yang menyampaikan amanat
penanggung jawab operasional TMMD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Salah satu kutipan dalam amanatnya Jenderal melalui
Kolonel Yosua mengatakan program TMMD adalah kelanjutan program ABRI Masuk Desa
(AMD), yang telah dimulai sejak tahun 1980 dan tentunya sudah berjalan selama
35 tahun, dan TMMD ke 94. Program lintas sektor ini dilaksanakan secara terpadu
antara TNI, Kementerian/Lembaga Pemerintah non Kementerian dan masyarakat.
Bertindak sebagai pemimpin upacara adalah Dandim 1401
Majene Letnan Kolonel (Inf) Jamaluddin. Dalam laporannya menyampaikan secara
gamblang tentang rencana kegiatan TMMD yang berjumlah 150 personil.
Berikut kesatuan personil tergabung dalam TMMD, di Desa
Paminggalang : Dansatgas 15 orang, 3 orang staf Satgas sebagai Penyuluh,
personel BKO 130 orang terdiri dari : Korem 142/Tatag 10 orang, Denzibang 4
orang, Denpom VII/4 Pare-pare 2 orang, Denhub REM 142/ttg 2 orang, Denkesyah
07.04.04 2 orang, yonif 721/Mks 40 orang, Yonkav 10/serbu 10 orang, Yon Zipur
8/SMG 10 orang, Yon Arhanudse-16/MLO 10 orang, Lantamal VI/MKS 10 orang,
Koopsau II 10 orang, Polres Majene 10 orang sebagai PSK TMMD serta 2 orang
sebagai Asistensi/Penyuluh dan wakil dari Pemda Kab Majene 10 orang sebagai Tim
Asistensi/ Penyuluh.
Keberadaan jalan dan jembatan ini merupakan mimpi warga
Paminggalan sudah sejak lama. Tapi tidak pernah tercapai sebelum pelaksanaan
TMMD ke 94.
Selama ini, warga
di desa Paminggalan merasa belum menikmati kemerdekaan karena terpisah dari
desa-desa lainnya di Kabupaten Majene. Mereka harus menempuh jalan kaki
berpuluh-puluh kilometer untuk menjangkau pasar di Somba Ibukota Kecamatan Sendana
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa dibayangkan betapa lesulitannya
mereka memenuhi kebutuhan hidup harus berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer. Mereka
ke pasar tak hanya membawa diri saja tapi sekaligus memikul hasil kebun untuk
dijual yang hasilnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Sebetulnya banyak hasil kebun yang bisa mereka pasarkan
tapi yang bisa mereka bawa sangat terbatas, paling hanya 10 – 20 kilogram. Dan
hasil dari penjualan hasil kebun ini hanya mampu membeli ikan asin. Untuk menghemat
waktu dan tenaga, warga Paminggalan terpaksa berkunjung ke pasar hanya sekali
dalam sebulan.
Kini dengan adanya pembangunan jalan dan jembatan oleh Tim
TMMD maka jalan yang harus ditempuh warga Desa Paminggalan diperpendek menjadi
hanya 8 kilometer saja sudah bisa mencapai pasar Somba. Mereka pun dapat membawa
hasil bumi lebih banyak sehingga berpotensi meningkatkan kesejahteraan warga
Desa Paminggalan.
Selain melaksanakan pembangunan jalan dan jembatan, Tim
TMMD 94 juga melaksanakan penyuluhan-penyuluhan, terdiri dari penyuluhan 4
konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, penyuluhan Deradikalisasi,
narkoba, wasbang dan bela Negara, bahaya teroris dan ISIS, pertanian dan
peternakan, penyuluhan Hukum, Kamtibmas, Bintal dan agama, serta Keluarga
berencana.
Ada juga kegiatan Bhakti sosial terdiri dari pengobatan
gratis, sunatan massal, operasi katarak, operasi bibir sumbing, donor darah,
dan pelayanan KB. Semua kegiatan bhakti sosial ini membantu meringankan beban
warga
Antusias warga untuk berobat dan operasi gratis, direspon
baik oleh masyarakat Sendana. Ini terbukti banyaknya warga berdatangan baik itu
orang tua, ibu-ibu rumah tangga, anak remaja yang mau sunatan,
berbondong-bondong ke Puskesmas Sendana, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan.
Pelayanan kesehatan gratis ini digelar setelah upacara.
TMMD 94 di Kabupaten Majene ditutup oleh Bupati Majene H. Kalma Katta mewakil Danrem Letkol Yoshua Sembiring di Lapangan Buraq Sendana pada 27 Mei 2015. (haslan)