Wakil Bupati Polman, Natsir Rahmat dalam Sosialisasi Sekolah Pengantin
Polewali, mandarnews.com – Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, angka stunting di Indonesia mencapai 37,2% atau sekitar 9 juta balita.
Dengan kata lain, 1 dari 3 balita Indonesia mengalami stunting, termasuk di Polewali Mandar (Polman) yang masuk 100 besar daerah di Indonesia yang banyak terdapat stunting.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Polman, Drs. HM. Natsir Rahmat, MM saat membuka Sosialisasi Sekolah Pengantin di Ruang Pola Kantor Bupati Polman, Rabu (29/5/2019).
Menurut rilis dari Kepala Sub Bagian (Kasubag) Protokoler Sekretariat Daerah (Setda) Polman, Samiaji, yang hadir dalam sosialisasi ini adalah Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Polewali Suaib Nawawi, para camat, Kepala Kantor Kementerian Agama Polman H. Muliadi beserta para Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan instansi terkait serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Natsir Rahmat menyampaikan apresiasi serta memberikan penghargaan atas terselenggaranya kegiatan yang melibatkan hampir seluruh stakeholder dalam penanganan masalah stunting.
“Melalui pelaksanaan Sekolah Pengantin ini, seluruh calon pengantin dapat memahami bahaya stunting dan cara mengatasinya sejak dini,” ujar Natsir Rahmat.
Ia berharap, program ini akan berdampak pada penurunan angka stunting di Kabupaten Polman.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) dan Protokoler Setda Polman, Dr. Aco Musaddad HM selaku pemrakarsa kegiatan yang juga merupakan proyek perubahan dalam pelaksanaan (latihan kepemimpinan) Latpim III mengatakan, Sekolah Pengantin merupakan strategi kelola keluarga sehat melalui pembelajaran stunting bagi calon pengantin.
“Kegiatan ini dimulai dengan mengambil sampel perwakilan di tiga kecamatan tertinggi kasus balita sangat pendek ditemukan, yaitu Polewali, Wonomulyo, dan Campalagian.
Ia menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini meliputi tiga hal, yaitu jangka pendek (60 hari) ada sudah 50 pasang calon pengantin perwakilan tiga kecamatan telah mengikuti Sekolah Pengantin dan telah memahami materi yang diajarkan.
“Jangka menengah (6 s/d 12) bulan, terbitnya Perbup tentang Sekolah Pengantin sebagai program kabupaten
dan penganggarannya akan dilakukan di tahun berikutnya,” kata Aco.
Sedangkan tujuan jangka panjang (12 bulan), lanjutnya, adalah terlaksananya program Sekolah Pengantin pada 16 kecamatan se-Polman dan dapat dilaksanakan dalam skala Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Dari Sekolah Pengantin ini, Aco berharap peserta dapat memahami pengetahuan tentang stunting yang disampaikan oleh pemateri, serta seluruh stakholder dapat memahami fungsinya masing-masing dalam penanganan stunting, sehingga kesehatan balita akan membaik.
Editor : Ilma Amelia