Kasus dugaan uang pelicin dalam penerimaan CPNS dari honorer K2 di Kabupaten Majene bakal berbuntut panjang. Pasalnya, honorer K2 yang tidak lulus CPNS mengancam akan melaporkan kasusnya ke pihak berwajib.
Menurut salah satu honorer K2, insial SN mengatakan, ia bersama tenaga honorer K2 lainnya menuntut agar uang mereka dikembalikan.
"Pokoknya bagaimanapun caranya uang kami harus kembali, kami sudah gunakan cara-cara kekeluargaan menagih uang kami tapi belum berhasil, kami dijanji uang kami dikembalikan bulan Januari ini kalau tidak kami akan lapor polisi," kata SN saat dikonfirmasi via telepon, Senin (4/1/2016) pukul 19.54 wita.
SN mengungkapkan, awalnya mereka bersama honorer K2 lainnya tidak ingin bayar uang kepada kepala sekolah berinisial AA tersebut. Namun 15 hari sebelum pengumuman CPNS, AA menyarankan untuk mentransfer uang ke rekening pribadi atas AA.
"Awalnya diserahkan dengan transfer uang ke dia (AA) namun dua hari sebelum pengumuman disuruh siapkan uang tunai Rp.25 juta karena dia (AA) bilang nama kami sudah dinyatakan lulus tapi kalau tidak bayar sudah ada orang siap menggantikan," kata SN.
Hal tersebut membuat SN tergiur dan bersedia menyiapkan uang.
"Uang diserahkan dirumah AA setelah terkumpul semua, sekitar jam 7 malam dibawa ke rumah mantan kepala BKDD (inisial FT) yang diantar langsung AA beserta kedua saksi dari honorer K2 inisial NH dan TL," ungkap SN.
Kasus dugaan suap ini menyeruak saat salah satu pengguna akun media sosial, facebook, Aziil Anwar mengungkap kasus ini. Dalam postingannya Aziil Anwar mengungkap kasus dugaan suap penerimaan CPNS dari honorer K2.
"Banyak kasus di majene tentang K2, mereka membayar 25 juta per orang, sejak 2014, sampe sekarang belum terangkat, sudah 2 tahun uangnya diminta kembali tapi dipersulit, malah diancam akan dikeluarkan dari daftar K2, pelakunya mantan kepala BKD Majene, dan satunya kepala SMP (AA), terlampir bukti penerimaannya dan foto pelapor," tulis Aziil Anwar dalam akun facebooknya, Senin (4/1/2016) sekitar pukul 12.00 Wita.
Postingan Aziil Anwar juga disertai dua foto yang terdiri dari foto daftar nama honorer K2, jumlah dana yang dibayarkan, tanda tangan honorer K2 yang telah membayar beserta tanda tangan penanggung jawab. Penanggung jawab yang dimaksud tersebut seorang kepala sekolah berinisial AA. Postingan tersebut juga disertai foto pelapor yang memakai baju Satpam warnah putih.
Saat dikonfirmasi via telepon, Aziil Anwar mengungkapkan, daftar honorer K2 dalam surat tersebut berjumlah 16 orang. Dari jumlah tersebut tidak semuanya membayar, melainkan 3 diantaranya tidak membayar namun hanya 2 yang lulus sebagai CPNS.
"Dari 16 honorer dalam daftar tidak semuanya bayar, ada 3 orang tidak bayar dan yang lulus hanya 2 orang," kata Aziil
Dalam foto surat yang dibuat tanggal 22 Januari 2014 tersebut juga terdapat dua tanda tangan yang bertindak sebagai saksi insial NH dan TL. Saksi tersebut juga merupakan honorer K2 yang membayar. (Irwan)