Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) kembali menelorkan ratusan sarjana dan ahli madya.Pada wisuda periode ke IV ( Empat ) Unsulbar, sebanyak 343 orang mengikuti wisuda sarjana di aula Masjid Agung Ilaikal Mashir, Majene. hadir dalam acara wisuda ini antara lain rektor Unsulbar Akhsan Djalaluddin, gubernur Sulbar yang diwakili Asisten II pemprov Sulbar Jamil Barambangi, pendiri Unsulbar Rahmat Hasanuddin serta pimpinan TNI – Polri di kabupaten Majene.
Dalam pidato wisudanya, Rektor Akhsan Djalaluddin menyatakan dengan wisuda ke Empat ini, total sarjana dan ahli madya yang telah dihasilkan Unsulbar mencapai 1.300 orang lebih.
"Unsulbar secara bertahap tapi pasti telah melewati masa transisi dan memasuki masa normalisasi, ini juga ditandai makin tingginya minat warga untuk mendaftar di Unsulbar,"kata Rektor Unsulbar.
Selanjutnya, rektor Akhsan Djaluddin menyampaikan kedepan Unsulbar kedepan masih akan menghadapi sejumlah tantangan dalam pengembangan kampus, salah satunya kecukupan ruang kelas.
"Unsulbar adalah aset yang tidak ternilai dimiliki masyarakat Sulbar, sehingga terhadap setiap masalah Unsulbar kami tetap harapkan bantuan dari pemprov Sulbar dan pemkab Majene," kata Akhsan.
sementara itu, gubernur Sulbar yang diwakili Asisten II Pemprov Sulbar Jamil Barambangi menyatakan pemerintah akan terus membantu Unsulbar sesuai ketentuan yang berlaku. Menurutnya Unsulbar memiliki peran strategis dalam mencetak sumber daya manusia yang akan mengisi pembangunan Sulbar dimasa mendatang.
"Kepada mahasiswa yang diwisuda hari ini, saya meminta agar terus belajar, terutama kuasai bahasa Asing, khususnya Inggris dan Mandarin, persaingan kedepan semakin ketat dengan berlakunya pasar bebas," kata Jamil yang juga mantan pelaksana tugas Sekprov Sulbar.
Sementara itu, acara Wisuda Unsulbar kali ini memiliki sedikit perbedaan dibanding sebelumnya, salah satunya saat wisudawan terbaik Unsulbar, Nayla Ilham dari Prodi Hubungan Internasional ( HI ) menyampaikan sambutan dari mahasiswa yang meninggalkan.
Pidato dari Nayla membuat ribuan orang dalam aula masjid Ilaikal Mashir terdiam, menyimak orasi dari Nayla. Bahkan saat ditengah orasinya, tak sedikit undangan wisuda menitikkan air mata, Nayla mengungkapkan sejak 6 tahun lalu ayahnya meninggal dunia sehingga Ibunya yang harus membiayai kuliahnya bersama saudaranya yang lain. Berdasarkan data yang diumumkan panitia Wisuda, Nayla yang juga aktiv di organisasi kemahasiswaan berhasil memperoleh IPK tertinggi 3,94.
"Saya sungguh bangga dengan perjuangan ibu saya sehingga mengantarkan saya menjadi sarjana, doa juga saya kirimkan buat ayah karena berkat beliau juga kami berhasil mencapai perguruan tinggi," kata Nayla terbata – bata.
Unsulbar direncana akan kembali menggelar wisuda periode ke V pada Desember mendatang yang rencana akan dirangkaikan dengan dies natalis. (Afsar)